jpnn.com, RAMALLAH - Kepergian Presiden Amerika Serikat Donald Trump dari Gedung Putih akan melegakan rakyat Palestina di bawah pendudukan Israel, kata para pemimpin Palestina, Minggu.
Utusan khusus Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Nabil Shaath, mengatakan kepada Anadolu bahwa pemerintahan Trump adalah yang terburuk bagi rakyat Palestina.
BACA JUGA: Trump Belum Mengaku Kalah, Netanyahu Sudah Ucapkan Selamat Berpisah
"Bagi kami, ini sebuah keuntungan dari lengsernya Trump. Namun, kami tidak memperkirakan akan ada perubahan strategis yang esensial dalam sikap Amerika terhadap perjuangan Palestina," ia melanjutkan.
Anggota senior Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Hanan Ashrawi, menyerukan penyesuaian ulang dari AS.
BACA JUGA: Joe Biden Berpidato, Kalimatnya Diarahkan kepada Pendukung Trump
Sekretaris Jenderal Inisiatif Nasional Palestina (PNI), Mustafa Barghouti, merasa senang dengan hasil pemilu AS. Menurutnya, Trump merupakan peradaban presiden Amerika terburuk yang ditemui di zaman modern.
"Trump merusak hubungan dan politik internasional. Apa yang disebut 'Kesepakatan Abad ini' merupakan hal terburuk yang dilakukannya bagi rakyat Palestina," katanya.
BACA JUGA: Hasil Pilpres AS Sudah Jelas: Biden Menang, Trump Mengeyel
Gerakan Mujahidin, bagian dari perlawanan Palestina, turut mengomentari hasil pemilu AS dan menyebutkan kejatuhan Trump sama dengan ambruknya seluruh sistem yang mengkhianati rakyat mereka sendiri dan Palestina. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil