Pamer Prestasi, Angie Merasa Ditinggalkan

Kamis, 03 Januari 2013 – 15:17 WIB
JAKARTA - Angelina Sondakh sudah dibuat terhenyak oleh tuntutan Jaksa Penuntut Umum yang menuntutnya 12 tahun penjara di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, (20/12) lalu. Kini, dalam sidang lanjutannya yang beragendakan pembacaan pembelaannya, perempuan yang akrab disapa Angie itu justru sibuk mengungkapkan prestasi-prestasi sebelum terjerat kasus korupsi.

Ia mendahulukan membaca semua prestasinya sebelum membahas mengenai pembelaan diri di kasusnya. Hal ini ia ungkapkan agar Majelis Hakim dapat mempertimbangkan bahwa yang ia lakukan selama ini bertolak belakang dengan tuduhan korupsi yang dilayangkan padanya.

Angie menyebut ia terlahir dari dua orangtua yang terpelajar, dosen di Universitas Sam Ratulangi, Manado. Ia dilahirkan di Australia, ketika sang Ayah Luky Sondakh akan menyelesaikan kuliah gelar doktornya di negeri Kanguru itu. Ia pun diajarkan untuk selalu berkompetisi untuk merain prestasi dalam hidupnya.

"Sejak usia lima tahun saya sudah didorong untuk berkompetisi. Saya sudah kumpulkan 36 piala dari berbagai lomba," tutur Angie di hadapan Majelis Hakim yang diketuai oleh Sudjatmiko di Pengadilan Tipikor, Kamis, (3/1).

Angie juga mengaku telah mengikuti sembilan perlombaan puteri-puterian. Di antaranya Putri Intelejensia, Miss Novotel Manado dan Miss Novotel Indonesia, Puteri Indonesia tingkat Sulawesi Utara,  hingga Putri Indonesia pada 2001. Istri Almarhum Adjie Massaid ini mengatakan, ia juga mendapatkan penghargaan Outstanding in math dan Outstanding in Fabric and Design ketika bersekolah di Armidale Public High School, Australia.

"Saya juga berusaha memberikan sumbangsih untuk memajukan dunia pendidikan ketika pertama kali menjadi anggota DPR. Salah satu yang saya perjuangkan adalah gaji guru dan dosen ditingkatkan," papar Angie.

Kekasih Kompol Broto Seno itu juga mengaku aktif dalam forum-forum diskusi guna menyerap aspirasi masyarakat. Ia juga sering menjadi pembicara dalam berbagai seminar. Ganjarannya, menurut Angie dia mendapatkan penghargaan dari Menteri Sosial pada 2002. "Saya memperoleh Penghargaan Satya Karya Kemerdekaan dari Menteri Sosial Republik Indonesia pada 2002," ujarnya.

Sejumlah aktivitas ini, menurut dia yang mendorong dirinya masuk dunia politik dan memilih Partai Demokrat sebagai kendaraan politik. Menurut dia, sebagai politikus, dirinya cukup berhasil dalam memperjuangkan sejumlah agenda bagi kepentingan masyarakat banyak. Ia juga mengaku beberapa kali berprestasi di dunia internasional.

"Partai Demokrat yang jadi pilihan saya untuk berjuang bersama saya. Tidak pernah terlintas di kepala saya bahwa politik penuh dengan intrik apalagi saling menjatuhkan. Bagi saya politik adalah pengabdian," ujarnya.

Pada akhirnya, Angie mengaku ia tersadar bahwa dunia politik yang menjadi pilihan terakhirnya ternyata justru menjatuhkannya dalam kasus dugaan korupsi. Ia juga tidak menyangka setelah kasus ini sebagian besar temannya meninggalkannya menghadapi kasus itu seorang diri.(flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anak Angie Diminta Keluar dari Ruang Sidang

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler