Pamit Ngaji di Masjid, Remaja 14 Tahun Tewas Dikeroyok

Selasa, 28 April 2015 – 08:16 WIB

jpnn.com - BALIKPAPAN - Seorang remaja berinisial MY (14) akhirnya menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Restu Ibu, Balikpapan. Sang ibu yang tidak terima nyawa anaknya melayang itu akibat tawuran antargeng remaja yang terjadi pada Jumat (24/4) malam.

"Saat ini sudah kami tangani, orang tua korban sendiri yang melaporkan kejadian tersebut," papar Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Satreskrim Polres Balikpapan, Ipda Robert Devis dilansur Balikpapan Pos (Grup JPNN.com), Selasa (28/4).

BACA JUGA: Kerabat Terdakwa Kantongi Bukti Oknum Jaksa Terima Sogokan Rp 175 Juta

Berdasarkan keterangan saksi-saksi, aksi tidak patut ditiru tersebut berawal dari saling lempar batu antara kedua geng masing-masing berjumlah belasan itu.

"Berawal adanya dua kelompok entah kenapa ada keributan dan saling lempar batu. Korban yang berada di lokasi kejadian berkelahi dengan dua anak, korban terkena pukul di bagian pipi kiri dan terjatuh lalu dipukul menggunakan kabel di kakinya, dan kembali dipukul dengan gagang sapu di bagian belakang kepala," beber Robert.

BACA JUGA: Dorong Moratorium Hotel di Kota Cirebon

Saat ini polisi menetapkan dua anak bermasalah hukum (ABH) berinisial S (16) dan R (12) yang diduga melakukan tindakan pengeroyokan terhadap MY.

"Proses penanganan hukum terus berjalan sesuai ketentuan, bahwa tindak pidana anak yang ancaman hukumannya 15 tahun, tanpa dilakukan diversi. Akan tetapi ada ketentuan juga bahwa anak berumur 14 tahun tidak ditahan kecuali yang di atas 16 tahun dilakukan penahanan," jelasnya.

BACA JUGA: Edarkan Uang Palsu, Guru SD Dijebloskan ke Bui, Istrinya Buron

Polisi secara resmi menjerat dua ABH dengan pasal 80 ayat (2) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan pasal 170 ayat (2) poin 3 KUHP.

"Kami juga masih menunggu hasil visum dari pihak rumah sakit untuk melengkapi bukti-bukti, sebelumnya kami sudah lakukan pemeriksaan terhadap para saksi yang melihat langsung di lokasi kejadian," katanya.

Sementara itu, duka mendalam dirasakan orang tua korban dan kerabat dekatnya, pasalnya sebelum kejadian korban sempat pamit pergi mengaji di Masjid Baitul Mukmin tidak jauh dari rumahnya.

"Setelah makan dia pergi pamit mau ngaji katanya. Dia pulang ke rumah sekira jam 11 malam dan mengeluh kepada mamanya kalau kepalanya sakit dan sekitar jam 00.30 Wita korban dibawa ke rumah sakit. Memang tidak tahu kalau habis kelahi," ungkap salah seorang kerabat dekat korban yang enggan disebut namanya.

Dia juga mengakui bahwa wilayah itu kerap dijadikan tempat tawuran antargeng remaja.

"Jadi memang di sini sering ada tawuran tapi cuma main-main aja, tidak sampai menelan korban seperti ini," timpalnya.

Salah satu teman korban membenarkan bahwa S dan R yang melakukan pengeroyokan hingga korban MY tidak sadarkan diri di RS.

"Ya dua anak itu, dipukul kepala belakangnya," tandasnya.

Saat ini pihak berwajib masih melakukan pengumpulan bukti-bukti dan saksi di lapangan terkait kasus yang menelan korban jiwa ini. (pri/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pedagang Perempuan Buka Celana, Kencing ke Arah Petugas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler