jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga Mauladi mengatakan parpolnya tidak akan ikut wacana poros Islam di Pemilu 2024. Sebab, politik identitas berpotensi menganggu integrasi nasional.
"Beberapa kasus di pilkada atau pilpres adalah bukti dan fakta lapangan yang mesti menjadi pelajaran sejarah. PAN tidak ingin kondisi seperti itu akan terulang lagi," kata Viva dalam keterangan resminya kepada awak media, Jumat (16/4).
Selain itu, kata Viva, poros politik berbasis agama akan melahirkan antitesa. Misalnya terbentuk poros lain berbasis nonagama. Hal tersebut membuat PAN enggan terlibat wacana poros Islam.
"Kondisi politik ini tentu ahistoris dan tidak produktif bagi kemajuan bangsa," ujar pria Lamongan, Jawa Timur tersebut.
BACA JUGA: Habib Aboe Dukung Terbentuknya Poros Partai Islam Menuju 2024
Sebaiknya, ungkap Viva, wacana politik lebih diarahkan ke adu ide dan gagasan untuk meningkatkan kualitas demokrasi dan sumber daya manusia unggul.
"Proses pendidikan politik rakyat harus diarahkan secara rasional, melalui pendekatan akal sehat agar demokrasi dapat berjalan sehat dan berguna untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat," beber eks Ketua PB Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) tersebut.
BACA JUGA: Pesimistis Gagasan Poros Parpol Islam Bakal Terwujud
Sebelumnya, wacana poros Islam muncul setelah pertemuan pengurus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Jakarta, Rabu (13/4).
Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (Sekjen PKS) Aboe Bakar Al Habsyi menilai baik andaikan terbentuk poros partai Islam guna mendukung kandidat di Pilpres 2024.
“Itu ide bagus (membentuk poros partai Islam), jadi PKS prinsipnya partai yang visinya rahmatan lil alamin," kata Habib Aboe.
Menurut Habib Abie, PKS prinsipnya menyambut siapa pun yang akan bergabung dalam koalisi menuju Pilpres 2024.
Namun, legislator Komisi III DPR RI itu mengatakan urusan Pemilu 2024 masih lama. Komunikasi masih dilakukan antarpartai menuju 2024.
“Penjajakan-penjajakan ini masih ada 2,5 tahun. Sangat memungkinkan,” kata dia. (ast/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan