PAN Minta Semua Proyek Infrastruktur Dievaluasi

Kamis, 22 Februari 2018 – 23:19 WIB
Tiang pancang pada proyek konstruksi pembangunan tol Becakayu yang roboh pada Selasa (20/2) sekitar pukul 03.00 WIB. Foto: HARITSAH ALMUDATSIR/JAWA POS

jpnn.com, JAKARTA - Kecelakaan kerja di proyek infrastruktur yang menjadi program pemerintah terus terjadi.

Terakhir tiang girder Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu ambruk mengakibatkan 7 pekerja mengalami luka-luka.

BACA JUGA: Apa Pemicu Pierhead Penyangga Tol Becakayu Roboh?

Sebelumnya jalur kereta Bandara Soekarno Hatta Longsor, lalu kejadian crane pengangkat Beton DDT di Matraaan ambruk, Beton girder proyek LRT Pulo Gadung roboh, Beton Girder proyek jalan tol Depok -Antasari roboh dan berbagai peristiwa kecelakaan lainnya.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU PR) yang bertanggung jawab atas keseluruhan proyek infrastruktur melakukan evaluasi dan untuk sementara proyek yang elevated seperti jembatan layang hingga LRT akan dimoratorium.

Sekjen Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno mengingatkan, demi keamanan publik dan keselamatan pekerja, sejumlah proyek infrastruktur mestinya dievaluasi dan dimoratorium sehingga semua aspek memenuhi standar keamanan dan kenyamanan publik.

“Saya kira tidak hanya proyek-proyek elevated saja yang harus di-moratorium, tetapi seluruh proyek infrastruktur perlu dikaji aspek keselamatannya”, kata Eddy Soeparno di Jakarta, Selasa (20/2), menanggapi maraknya kasus kecelakaan proyek infrastruktur.

Eddy menjelaskan proyek proyek infrastruktur yang dikebut pembangunannya di Indonesia akan berpotensi menomorduakan kualitas dan keselamatan pekerja.

Akibatnya, hasilnya tidak memenuhi standar, berisiko mengalami kerusakan dan berbahaya bagi pekerja dan publik pemakainya.

Dia mendesak pemerintah untuk memastikan pembangunan proyek-proyek infrastruktur dikelola dan dikomandoi pihak-pihak yang kompeten.

“Maraknya proyek-proyek infrastruktur yang tengah dibangun saat ini perlu mendapatkan dukungan teknis dari ahli-ahli di bidangnya, yang memiliki pengalaman dan rekam jejak yang kuat. Jangan sampai hanya sekdar insinyur atau kontraktor sipil yang baru berkarir dan belum berpengalaman”, tambahnya.

Eddy juga mengingatkan, hakekat pembangunan infrastruktur adalah untuk kepentingan publik sehingga aspek keamanan dan kenyamanan menjadi prioritas utama. “ Aspek keselamatan dalam pembangunannya merupakan hal yang tidak bisa ditawar-tawar”, pungkasnya. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler