jpnn.com, JAKARTA - Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko mengingatkan kepada Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY untuk tidak menyeret-nyeret Kepala Negara Joko Widodo dalam isu kudeta partai berlambang mercy itu.
Menurut Moeldoko, isu yang diembuskan AHY tidak relevan dengan nama pria yang akrab disapa Jokowi itu.
BACA JUGA: Andi Arief Sebut Nama Tokoh yang Mau Mengudeta AHY, Ternyata..
"Jangan sedikit-sedikit Istana. Dalam hal ini saya mengingatkan sekali lagi, jangan sedikit-sedikit Istana dan jangan ganggu Pak Jokowi dalam hal ini. Karena beliau dalam hal ini tidak tahu sama sekali, enggak tahu apa-apa dalam hal ini, dalam isu ini," kata Moeldoko dalam konferensi pers virtual, Senin (1/2).
Eks Panglima TNI itu mengaku ingin berdiam diri menunggu esok hari untuk menanggapi tuduhan putra Susilo Bambang Yudhoyono itu.
BACA JUGA: Upaya Kudeta di Demokrat, Analisis Ferdinand soal Pernyataan AHY Ngeri
Namun, Moeldoko tak bisa menahan diri ketika bola panas itu dilempar ke Presiden Jokowi.
"Jadi itu urusan saya, Moeldoko. Bukan selaku KSP," kata dia.
BACA JUGA: Konon Ada Gerakan Orang Dekat Jokowi Mengambil Alih Demokrat secara Paksa
Moeldoko juga merasa aneh dengan tuduhan AHY itu. Sebab, AHY menyebut kudeta berasal dari dalam internal partai.
Menurut Moeldoko, definisi kudeta harus berasal dari serangan di luar.
Sebelumnya, AHY mengeklaim terdapat upaya sistematis untuk mengambil alih Demokrat.
AHY mengatakan, dirinya mendapat kesaksian dari kader-kader Demokrat, sehingga berani menuding terdapat upaya pengambilalihan partai.
Satu di antara pihak yang mengambil alih ini, kata dia, berasal dari lingkaran Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Gerakan ini melibatkan pejabat penting pemerintahan, yang secara fungsional berada di dalam lingkar kekuasaan terdekat dengan Presiden Jokowi," kata dia.
AHY melanjutkan gerakan tersebut sudah mendapatkam dukungan dari sejumlah menteri di kabinet Jokowi. Walakin AHY tidak juga menyebut menteri yang dimaksud. (tan/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga