Pancaroba, Ratusan Ayam Mati

Sabtu, 13 Oktober 2012 – 10:21 WIB
PAKPAK BHARAT- Ratusan ekor ayam ternak milik masyarakat di Desa Ulumerah, Kecamatan STTU Julu, Kabupaten Pakpak Bharat mati mendadak. Penemuan ternak ayam banyak yang mati itu terjadi selama seminggu terakhir ini.

Seperti diutarakan seorang peternak di Desa Ulumerah, Saordana Berutu didampingi sejumlah masyarakat, Kamis (11/10) mengatakan, sejak seminggu ini ayam ternak milik warga mati mendadak. Kejadiannya berlangsung setiap hari.

Akibat matinya ayam-ayam tersebut tak diketahui pasti, namun kejadiannya saat hadirnya cuaca tak menentu. Mulai hujan deras, petir hingga angin kencang.
"Kami sudah melaporkan kejadian matinya ayam-ayam ini ke pemerintah, kami juga sudah minta agar secepatnya ditangani,"pintanya.

Menyahuti permohonan warga, Kepala Badan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Perkebunan dan Kelautan (BP4K) Pakpak Bharat,  Makner Banurea SP membenarkan telah menerima laporan dari masyarakat Desa Ulumerah. Sekarang ini tim Participatory Disease Surveillance and Response (PDSR) dipimpin Penuh br Ketaren, SP, didampingi F Tanda Matio Tampubolon dan Hulmala Sitorus dari Dinas Pertanian.

"Tim sudah kami turunkan langsung untuk menguji matinya unggas, hasilnya bisa langsung ditanyakan ke tim PDSR yang sudah survey ke lapangan," katanya.

Hasil pemeriksaan sementara, Penuh br Ketaren membeberkan, tim PDSR menemukan penyebab penyakit unggas, hal itu terjadi akibat perubahan musim kemarau yang ekstrem dengan musim penghujan yakni saat perubahan musim, sering terjadi serangan penyakit pada ternak unggas.
 
Diakuinya, pada musim pancaroba stamina dan tingkat kesehatan ternak menurun, apalagi pada musim penghujan serangan penyakit pada ternak unggas meningkat. 
"Masyarakat diminta untuk melakukan tata laksana pemeliharaan ternak yang baik, seperti peningkatan nutrisi pakan, peningkatan biosecurity melalui sanitasi dan desinfeksi kandang dan peralatan kandang ternak," sebutnya.

Berdasarkan hasil pengamatan petugas BP4K, tim PDSR, dan Distanbun. Dipastikan tak ada virus flu burung (Avian Influensa, Red), tapi lebih diakibatkan seperti tetelo dan snot.

"Untuk meminimalisir penyakit unggas ini upaya yang dapat dilakukan adalah  setelah satu bulan ke depan akan dilaksanakan pencegahan melalui waksinasi ND terhadap ayam yang sehat agar tidak terjangkit kembali dan berharap ke depan kejadian seperti ini tidak akan terulang kembali," kata br Ketaren. (mag-14)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Listrik Sering Padam, Pelayanan Paspor Terbengkalai

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler