"Pandawa Lima" Demokrat Diyakini Terseret Wisma Atlet

Minggu, 05 Februari 2012 – 15:51 WIB

JAKARTA - Kasus suap Wisma Atlet telah membuat Partai Demokrat semakin tersudutkan. Dari persepsi publik, setidaknya ada lima orang kader PD yang terseret kasus itu.

Berdasarkan hasil survei Lingkaran Survey Indonesia (LSI) yang dilakukan selama 21 Januari hingga 2 Februari lalu, "Pandawa Lima" di Demokrat yang diyakini terlibat kasus suap Wisma Atlet adalah M Nazaruddin, Anas Urbaningrum, Angelina Sondakh, Andi Mallarangeng dan Mirwan Amir. Survei itu dilakukan di 33 provinsi dengan 1200 responden.

Peneliti LSI, Barkah Patimahu dalam paparan hasil survei terakhir LSI di Jakarta, Minggu (5/1), menjelaskan, 52,1 persen respnden percaya bahwa bekas Bendahara Umum PD, M Nazarudin memang terlibat korupsi proyek Wisma Atlet. Selanjutnya, 39,4 persen publik meyakini Ketua Umum PD Anas Urbaningrum juga terlibat.

Selain itu, 37,2 persen percaya Wakil Sekjen PD, Angelina Sondakh juga terlibat suap Wisma Atlet. Sedangkan 31,9 persen responden beropini bahwa Sekretaris Dewan Pembina PD yang juga Menpora, Andi Malarangeng juga terlibat kasus itu. Ada pun 28,3 persen responden meyakini kader PD di Badan Anggaran DPR, Mirwan Amir juga ikut terseret.

"Cepat sekali publik berimajinasi bahwa ada sesuatu yang lebih berstruktural dalam kejahatan berjamaah ini. Tapi sekali lagi, itu adalah persepsi publik, bukan fakta hukum," kata Barkah.


Yang pastik lanjut Barkah, kasus suap Wisma Atlet tak hanya berdampak buruk pada politisi PD yang pernah disebut-sebut Nazaruddin dalam kasus itu. "Kasus ini juga membenamkan Partai Demokrat," imbuhnya,

Ditambahkannya, publik tidak melihat ada ketegasan dari pimpinan partai untuk cepat keluar dari jeratan Wisma Atlet. Menurutnya, di Bulan Juni 2011, hanya 22,6 persen publik yang percaya pimpinan Demokrat sudah bertindak tegas dan melakukan hal yang seharusnya atas kasus Wisma Atlet.

"Kini yang percaya pimpinan Demokrat sudah tegas, merosot lagi ke angka hanya 19,9 persen. Demokrat dianggap tidak mahir dan tidak matang mengelola kasus yang menimpanya karena adanya dugaan petinggi mereka sendiri yang terlibat," ujar Barkah. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jaring Dukungan Pemilih, Hanura Garap Buruh


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler