Pandemi Corona Mengganas, Ekonomi Bikin Waswas

Senin, 23 Maret 2020 – 14:32 WIB
Nilai tukar rupiah makin ambyar di hadapan dolar AS. Ilustrasi Foto: ridha/jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPP Partai Demokrat, Irwan Fecho berharap cobaan yang dihadapi Indonesia ke depan tidak semakin memburuk, yakni double crisis; pandemi virus corona (Covid-19) dan krisis ekonomi.

"Semoga saja tidak terjadi. Jauhkan bala ya Allah. Pagi ini, kaget melihat nilai tukar rupiah. Makin hari terpuruk, Rp16 ribuan. Rekor anjlok tertinggi sepanjang sejarah ekonomi bangsa," kata Irwan kepada jpnn.com, Senin (23/3).

BACA JUGA: Rupiah Pagi Ini Rp 16.550, Bank Jual Dolar di Angka Rp 16.950

Oleh karena itu, legislator asal Kalimantan Timur ini berharap pandemi Covid-19 yang semakin ganas, dan ekonomi yang bikin was-was, segera disikapi secara tegas dan lugas oleh pemerintah.

"Banyak bertanya. Di mana pemimpin bangsa? Persebaran wabah corona kian luas. Setelah anggap enteng, gelagapan ketika makin banyak terjangkit," lanjut anak buah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Partai Demokrat itu.

BACA JUGA: Rupiah Anjlok, Pak Jokowi Punya Permintaan untuk BI, OJK dan LPS

Irwan juga menyoroti pola komunikasi pemerintah dalam menangani wabah ini yang dinilainya tidak satu suara. Koordinasi pemerintah pusat dengan daerah menurutnya berantakan. Rumah sakit pun tak siap.

Pihaknya mengapresiasi langkah pemerintah yang telah membentuk gugus tugas percepatan penanganan Covid-19. Sayangnya, hal itu tidak dibarengi dengan pemaparan strategi yang transparan dan komprehensif, guna membangun trust dan optimisme masyarakat.

BACA JUGA: Warning! Rupiah Berpotensi Lampaui Krisis 1998

"Malah jadi was was. Sensor informasi itu sebabnya. Masyarakat sudah phobia corona. Demikian disebutkan seorang direktur rumah sakit daerah," jelas anggota Komisi V DPR RI ini.

Pada saat bersamaan, kabar lain muncul. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali mengalami tren pelemahan. Ini menjadi persoalan lain yang harus dihadapi pemerintah dengan solusi, bukan narasi.

Memang, katanya, guncangan eksternal yang bertubi-tubi seperti pandemi corona, ikut berkontribusi terhadap pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Depresiasi itu diperparah dengan guncangan kondisi internal.

"Jika rupiah terus melemah. Krisis tak bisa dihindari di tengah pandemi yang kita hadapi. Upaya penguatan rupiah harus dilakukan secara kolektif dari seluruh elemen bangsa. Guncangan eksternal merupakan variabel eksogen yang tidak bisa dikendalikan. Semoga negeri ini kuat menghadapi," tandas Irwan.(fat/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler