jpnn.com, BOGOR - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Bank Indonesia (BI) fokus dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Selama sebulan ini, kurs rupiah terhadap dolar AS (USD) mengalami pelemahan tajam seiring penyebaran wabah virus corona (COVID-19).
"Saya minta BI fokus terus jaga stabilitas rupiah, menjaga inflasi agar terkendali, dan mempercepat berlakunya ketentuan penggunaan rekening rupiah di dalam negeri," kata Jokowi saat memimpin rapat terbatas bertema Kebijakan Moneter dan Fiskal Menghadapi Dampak Ekonomi Pandemi Global Covid-19 melalui telekonferensi di Istana Bogor, Jumat (20/3).
BACA JUGA: Dolar AS di Pasar Antarbank Sudah Rp 16.273, Rupiah Berpotensi Terpuruk seperti Juni 1998
Jokowi mengaku sudah menghubungi Gubernur BI Perry Warjiyo, Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso dan Ketua Dewan Komisiomer Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Halim Alamsyah. Presiden Ketujuh RI itu meminta BI, OJK dan LPS bersinergi.
"Pastikan ketersediaan likuiditas dalam negeri, kemudian memantau setiap saat terhadap sistem keuangan dan mitigasi risiko sekomprehensif mungkin, sedetail mungkin," kata Jokowi.
BACA JUGA: Kalau Rupiah Ambyar Terus Seperti Ini, April 2020 Bisa..
Di bidang perbankan, Jokowi meminta OJK lebih fokus pada kebijakan stimulus ekonomi yang memberikan kemudahan dan keringanan bagi kelompok-kelompok terdampak COVID-19, khususnya UMKM dan sektor informal. Harapannya adalah aktivitas produksi bisa berjalan dan tidak ada PHK.
"Saya dapat laporan OJK sudah keluarkan stimulus ekonomi, bagi debitur, termasuk debitur UMKM yang terkena dampak Covid-19. Saya kira kebijakan restrukturisasi kredit maupun pembiayaan sangat bagus. Saya minta kebijakan stimulus ini dievaluasi secara periodik untuk lihat kebutuhan-kebutuhan yang ada di lapangan," kata Jokowi.(tan/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga