jpnn.com, JAKARTA - Mantan atlet wushu Indonesia Achmad Hulaefi alias Ulai tetap semangat meski menjalani puasa Ramadan di tengah pandemi COVID-19.
Ulai yang sekarang menggeluti dunia pelatih menularkan ilmunya dengan menjalani latihan lewat virtual kepada anak didiknya.
BACA JUGA: PB Wushu Terima Undangan Pernikahan Hulaefi & Lindswell Kwok
Suami dari mantan atlet wushu Lindswell Kwok ini setiap hari selalu memantau perkembangan anak didiknya dalam menjalankan program latihan.
Selama masa penyebaran pandemi COVID-19, Ulai memberikan latihan secara online kepada anak asuhnya dan tetap memantau perkembangan latihan melalui video.
BACA JUGA: Humas Kemenpora Terpilih Sebagai Pemenang PRIA 2020 Kategori Media Sosial
"Kalau kondisi seperti ini saya melatih lewat media online, di grup saya kasih program latihan. Nanti bukti latihannya di video, setiap sore jam 4 dilaporkan di grup. Terus dilihat, jika ada gerakan yang enggak benar, kami kasih masukan dan minta perbaiki besoknya," kata Ulai.
Pasangan yang baru saja dikaruniai seorang putra pertama dengan Achmad Zubayr ini mengaku adanya pandemi Covid-19 ini memang membuat aktivitasnya sehari-hari sedikit terganggu.
BACA JUGA: Respons Pejabat Kemenpora Ketika Diputuskan Tak Dapat THR
Namun Ulai tetap mensyukuri kondisi ini, bahkan bulan Ramadan dia jadikan untuk mempertebal iman dengan beribadah di rumah bersama keluarganya.
Apalagi anaknya sendiri masih bayi yang membutuhkan perhatian lebih dari orang tuanya,
"Selain sibuk memberikan program latihan online, saya juga tengah fokus meningkatkan kualitas ibadah bulan Ramadan. Meski tidak bergabung dengan keluarga besar, Ia mengaku tetap semangat menjalani ibadah. Apalagi tahun ini tidak hanya dijalani bersama Lindswell, melainkan ditemani Achmad Zubayr yang tanggal 10 Mei nanti tepat berumur 4 bulan," tambahnya.
Meski tidak lagi menjadi atlet, Ulai masih mencurahkan waktu dan perhatiannya untuk olahraga wushu.
Ia bersama istri memiliki mimpi besar untuk membangun sasana wushu milik mereka sendiri dan mencetak atlet berprestasi serta mendukung perkembangan olahraga wushu di Indonesia.
"Saya sama istri punya cita-cita punya gedung wushu sendiri dan mencetak atlet untuk Indonesia. Kalau bisa secepatnya terwujud. Sekarang kami baru mengembangkan klub, terus cari rekanan untuk kerja sama membangun gedung wushu. Sekarang masih terus usaha begitu aja sih," kata Ulai.
Sementara, ketika menjadi atlet Achmad Hulaefi merupakan seorang pewushu profesional yang turut memperkuat skuad nasional Indonesia dan tidak pernah absen menyumbangkan medali di masa aktifnya.
Kecintaan Ulai pada wushu bermula saat dikenalkan sang paman, Ahmad Rivai, seorang pewushu yang juga menjadi pelatih di Sasana Inti Bayangan, Jakarta.
Dia telah memulai latihan wushu sejak duduk di bangku kelas 5 SD. Masa remajanya ia habiskan dengan berkarier di level junior.
Tahun 2005 ia bergabung di timnas wushu junior Indonesia. Berkat prestasi Ulai di Kejuaraan Dunia Junior, tahun 2011 ia dipercaya untuk bergabung dengan timnas senior dan langsung mewakili Indonesia di ajang SEA Games.
Pada kompetisi internasionalnya yang pertama di level senior ini, Ulai langsung mengantongi medali emas. Prestasi tersebut mampu ia pertahankan selama 3 tahun berturut-turut, hingga SEA Games 2015. Prestasi tertingginya adalah medali emas Kejuaraan Dunia wushu tahun 2016.
Menutup kariernya di cabang olahraga wushu, Ulai mempersembahkan medali perunggu dari ajang Asian Games 2018 lalu. (*/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi