Pandemi Covid-19 Tingkatkan Budaya Ngemil di Masyarakat

Kamis, 10 Maret 2022 – 03:11 WIB
Konferensi pers soal hasil survei tahunan Mondelez International The State of Snacking yang menemukan pentingnya peran camilan bagi kesehatan mental di masa pandemi ini. Foto tangkapan layar zoom

jpnn.com, JAKARTA - Pandemi Covid-19 mengubah kebiasaan masyarakat di seluruh dunia, salah satunya terkait budaya mengonsumsi camilan.

Hal ini terungkap dari survei tahunan Mondelez International The State of Snacking, yang menemukan pentingnya peran camilan bagi kesehatan mental di masa pandemi ini.

BACA JUGA: Diserbu Haters, Wanda Hamidah: Berharap Saya Kena Mental, Kali ini Kalian Salah Orang

"Sebanyak 93 persen responden mencari camilan untuk meningkatkan kesehatan mental, lebih tinggi dibandingkan data global yang tercatat yakni 75 persen," kata Rizky Maulana Kurniawan, Head of Category Plan and Activation Mondel Indonesia dalam konferensi pers daring, Selasa (8/3).

Sebanyak 72 persen responden juga mengatakan, motivasi utama mereka dalam memilih camilan adalah sebagai hadiah untuk diri mereka sendiri (self-reward).

BACA JUGA: Wujudkan Kedaulatan Digital Indonesia, Telkom Hadirkan Leap

Kegiatan ngemil dianggap sebagai waktu untuk melepaskan diri dari beban mental yang mengelilingi setiap hari.

"Survei juga mendapati bahwa 61 persen setuju bahwa camilan memang seharusnya ditujukan untuk kebahagiaan atau kepuasan diri," kata Rizki.

BACA JUGA: Gandeng Polsek Pancoran, Rekind Menggelar Vaksinasi Booster

Memahami pentingnya peran camilan untuk kesehatan mental tersebut, Khrisma Fitriasari, Head of Corporate and Government Affairs Mondelez Indonesia mengajak masyarakat menerapkan #JamNgemil, yaitu meluangkan waktu sejenak di antara kesibukan untuk menikmati camilan favorit.

Momen ini bisa digunakan sebagai cara sederhana dalam menyenangkan dan mengapresiasi diri.

"Kami mendorong masyarakat agar bisa meraih manfaat baik camilan bagi tubuh dan juga pikiran," kata Khrisma.

Ditambahkan Rizky,  survei The State of Snacking bertujuan untuk mempelajari kebiasaan konsumen dan menemukan berbagai pemahaman baru tentang peran camilan, baik fungsional maupun emosional, pada konsumen di Indonesia dan 11 negara lainnya.

Sementara itu, Psikolog & Co-founder Rumah Psikologi Tiga Generasi Saskhya Aulia Prima menjelaskan, kebutuhan makan camilan banyak muncul untuk meredam stres dan mencari kenyamanan yang dibutuhkan ketika jeda atau menyelesaikan pekerjaan, terutama bagi milenial dan Gen Z.

"Hal tersebut sangatlah mungkin, karena secara biologis perilaku makan atau ngemil dapat menyalakan reward sistem di otak yang menghasilkan hormon bahagia (dopamine),” kata Saskhya.

Dia menambahkan, dengan melakukan self reward seseorang akan merasa senang, sehingga bisa memotivasi diri untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik lagi.

Namun sayangnya, banyak orang yang masih belum terlalu memahami bahwa self reward itu sesuatu yang perlu, tidak egois, tidak lari dari tanggung jawab, dan sebaliknya justru akan meningkatkan kinerja, kesehatan mental, serta fisik.

“Bagi kebanyakan orang, self reward merupakan kemampuan yang perlu dilatih, sebagai penghargaan untuk diri sendiri setelah melakukan suatu hal yang menjadi tujuan atau target," seru Saskhya.(esy/jpnn)


Redaktur : Yessy
Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler