jpnn.com, MUKOMUKO - Situasi pandemi Covid-19 tidak menyurutkan semangat para petani untuk terus membantu penyediaan pangan bagi negeri ini. Panen di Kabupaten Mukomuko yang ditanami di lokasi cetak sawah baru yang merupakan program dari Kementerian Pertanian (Kementan) sudah menunjukkan hasil positif.
Dari total 956.92 Ha lahan sawah baru yg dicetak sejak tahun 2017 telah dapat dimanfaatkan tanam 6-8 kali dengan produktivitas rata-rata 7 ton/ha. Salah satunya di Desa Sumber Makmur, Kecamatan Lubuk Pinang, Mukomuko.
BACA JUGA: DPR Dorong Kementan Mempercepat Bantuan untuk Tenaga Kerja Pertanian
Lahan yang dikelola kelompok Tani Makarti Mukti ini memiliki luas tanam 97,24 Ha yang merupakan hasil kegiatan cetak sawah tahun 2018. Luas yang dipanen saat ini 17 Ha dengan produktivitas rata-rata 7,5 Ton/Ha. Diperkirakan akan dilakukan panen raya di areal tersebut pada awal Mei 2020.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) memerintahkan jajaran Kementerian pertanian (Kementan) agar terus memantau produksi sektor pertanian selama masa pandemi covid-19.
BACA JUGA: Kementan Bantah Isu Kelangkaan Pupuk Bersubsidi
"Saat ini masih masa panen raya Maret-April, petani harus dipastikan memperoleh juga harga jual yang layak, sehingga terjaga kesejahteraannya," ujar Mentan SYL.
Mentan SYL juga menambahkan bahwa sangat penting memanfaatkan dan mengelola sumberdaya lahan dan air. Kabupaten/Kota harus turut serta mewujudkan kemandirian dan kedaulatan pangan yang dapat diwujudkan salah satunya dengan memperluas baku lahan sawah atau mengoptimalkan produktivitas nya.
BACA JUGA: Pandemi Covid-19, Politeknik Kementan Gelar Sistem Belajar Jarak Jauh
“Pemerintah daerah saya minta memiliki komitmen yang sama untuk bisa mempertahankan lumbung pangan daerah, dengan mempertahankan lahan pertanian,” jelas SYL.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan Sarwo Edhy menambahkan, Kementan terus melakukan evaluasi keberjalanan program cetak sawah. Kementan harus memastikan lahan sawah baru yang dicetak benar-benar digunakan dan menghasilkan produksi padi.
"Kami evaluasi terus apakah lahan yang dicetak sejak 2014-2019 sudah dimanfaatkan atau belum, ini penting untuk menjaga dan meningkatkan produktivitas pangan" kata Sarwo Edhy.
Kegiatan cetak sawah ini juga didukung dengan ketersediaan alat dan mesin pertanian (Alsintan) bantuan dari Kementerian Pertanian melalui Ditjen PSP. Diketahui, areal Kelompok Tani Makarti Muti ini telah melakukan penanaman sebanyak dua Kali dan akan masuk pada musim yang ketiga.
"Pemanfaatan alsintan bantuan yang telah diterima baik untuk pengelolaan lahan dan panen akan sangat membantu sehingga petani dapat melakukan penanaman tiga kali dalam setahun atau IP 3," tuturnya.
Dalam hal menjamin ketersediaan lahan, Kementan juga terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah daerah untuk pencegahan alih fungsi lahan. Sesuai Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2013 tentang Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B), alih fungsi lahan sawah tidak diperbolehkan tanpa seizin pemerintah.
“Lahan-lahan sawah yang telah ada, yang telah di cetak agar ditetapkan menjadi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, tidak boleh dialihfungsikan, kami harus terus menjaga ketersediaan pangan. “ pungkas Sarwo Edhy.(ikl/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi