Panen Lumbung Beras di Kota Tahu

Jumat, 05 Januari 2018 – 22:28 WIB
Kepala Badan Litbang Pertanian, Muhammad Syakir beserta jajarannya melakukan safari panen ke beberapa sentra padi di Jawa Barat. Foto: Ist

jpnn.com, SUMEDANG - Provinsi Jawa Barat memang layak disebut sebagai salah satu lumbung pangan nasional.

Ini terlihat dari adanya panen secara terus menerus sejak Desember.

BACA JUGA: Flores Timur Siap Dukung Swasembada Pangan Nasional

Untuk membuktikan hal itu, Kepala Badan Litbang Pertanian, Muhammad Syakir beserta jajarannya melakukan safari panen ke beberapa sentra padi di Jawa Barat.

Setelah sempat mengunjungi Kabupaten Majalengka pagi tadi, Syakir melanjutkan perjalanannya ke Kabupaten Sumedang di siang hari (5/1).

BACA JUGA: Panen Raya di Sumatera Utara, Kado Terindah Awal Tahun 2018

Di kota tahu ini, dia memanen padi varietas Mekongga dan Inpari 30 dengan hamparan total 30 ha di lahan milik Kelompok Tani Gunung Cariu yang diketuai oleh Sunarya.

Total lahan milik kelompok tani ini 30 Ha. Namun, sebagian besar telah dipanen sejak awal Januari kemarin.

BACA JUGA: Tiga Tahun Era Jokowi, Jumlah Petani Miskin Menurun

Sedangkan, total luas lahan sawah di Desa Bugel sendiri sebesar 162 Ha.

Usai panen, Syakir mengaku senang sebab adanya panen membuktikan stok ketersediaan beras aman dan tidak ada lagi panceklik di Jabar hingga Nasional.

Secara keseluruhan, Kabupaten Sumedang memiliki lahan 3.467 ha padi yang siap panen di bulan Januari.

Sementara rata-rata produktivitas padi yang dihasilkan petani adalah 7 ton/ha sehingga mampu menghasilkan 24.269 ton gabah kering panen atau setara dengan 20 ribu ton beras.

Kepala Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan, Yosep Suhayat menuturkan di Sumedang tercatat lahan persawahan mencapai lebih 30 ribu hektare dan merupakan lahan produktif.

"Bisa dilihat sendiri setiap hari ada yang panen, ada yang tanam sehingga kestabilan produksi pangan bisa terjaga," tuturnya.

Desa Bugel sendiri sejak 2013 telah ditetapkan sebagai desa swasembada.

"Petani disini sudah terbiasa untuk tanam padi dan menghasilkan setahun sampai 3 kali panen. Tapi sudah dua tahun terakhir, pendampingan semakin intensif. Bantuan dan teknologi budidaya sudah masuk," tutur Yusri, salah satu petani Desa Bugel.

Tak hanya melakukan panen, Syakir mewakili Menteri Pertanian juga menyerahkan bantuan benih varietas unggul Inpari 30, 31 dan 32 kelas ES sejumlah 365 kg.

Salah satunya merupakan padi amphibi kepada perwakilan kelompok tani Gunung Cariuk Desa Bugel Kecamatan Tomo.

"Dengan bantuan benih ini bisa meningkatkan kesejahteraan petani. Dan paling penting adalah kerjasama pengawalan antara Dinas Pertanian, Dandim, para penyuluh dan tentu saja petani," tegasnya. (adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Produksi Padi di Banyuasin Aman, Panen Padi Terus Berjalan


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Kementan  

Terpopuler