Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (DP2K) Kota Palembang, Sudirman Tegoeh mengatakan, hampir 96 persen lahan pertanian di Palembang adalah sawah lebak. Lahanya tersebar di beberapa lokasi, diantaranya di Gandus, Kalidoni, Kertapati, Plaju dan Kecamatan Ilir Timur II (Pulau Kemaro).
“Musim kemarau ini membawa keuntungan. Sebab, kalau musim hujan, kita tidak bisa menanam. Nah, kemarau ini malah panen meningkat. Malahan ada 100 hektare lahan yang sudah dua kali tanam. Ini berpengaruh pada peningkatan hasil panen yang meningkat hingga 7 persen,” kata Sudirman.
Menurut Sudirman, saat ini sudah ada beberapa petani yang mulai panen. Diantaranya, di Gandus. “Beberapa lainnya masih sedang persiapan untuk panen,” ujar dia.
Untuk kualitas sendiri, sambung Sudirman, beras dari Palembang sudah cukup baik. Artinya, sudah memenuhi standar gizi seperti protein dan kadar airnya juga tidak berlebihan sehingga berasnya cukup pulen. Memang, untuk pemeliharaannya tidak seintensif petani sawah irigasi teknis. Karena, kebanyakan petani di Palembang bukan petani murni. “Tapi kualitas berasnya tidak kalah dengan dari daerah lain, karena bibitnya juga unggul,” paparnya.
Diakui Sudirman, lihat dari hasil panen tahun ini masih belum mencukupi kebutuhan beras di dalam kota Palembang, karena hanya 25.200 ton beras. Tapi, setidaknya hasil ini sudah cukup baik untuk ukuran sawah lebak. Setiap tahun, kita akan terus upayakan ada peningkatan kuantitas dan kualitas beras,” jelas Sudirman, seraya mengatakan saat ini sudah ada 308 kelompok tani khusus beras di Palembang.
Sementara pantauan Palembang Pos (Group JPNN), sejumlah ibu-ibu terlihat gembira mengetam padi di lahan seluas 4 hektare di Gandus. Meski sedang berpuasa, ibu-ibu ini tetap semangat mengetam padi yang sudah menguning. Catik, Warga Gandus mengaku, sangat senang karena tahun ini hasil panen padinya lebih banyak dibandingkan tahun lalu.
“Memang kami hanya menerima upahan untuk ketam padi, tapi ikut senang juga. Karena makin banyak yang diketam padinya, berarti makin banyak hasil yang bisa kami dapat,” beber nenek yang berusia sudah 86 tahun ini.
Sehari, lanjut Catik, dia dan 4 orang kawannya diupah Rp 40 ribu. “Kami kerja mulai pukul 07.00 WIB sampai 16.00 WIB. Ya, lumayan bisa dapat hasil tambahan untuk lebaran,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan Ida. Menurutnya, ada satu kegembiraan melihat hasil panen padi yang cukup banyak tahun ini. “Alhamdulillah, senang lihat padinya banyak. Kualitas padinya cukup baik, karena bibit yang ditanam kualitas super. Rasa nasinya enak, kalau beli disini sekitar Rp 8 ribu/kg, tapi dipasar Rp 9 ribu/kg,” tukasnya. (ika)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemendagri Bela Oegroseno, Pengguna Rp50 Juta Harus Diusut
Redaktur : Tim Redaksi