Panen Raya Hasil Sinergi BUMN

Kamis, 19 April 2012 – 06:25 WIB

CIREBON - Kerja sama antara dua badan usaha milik negara (BUMN), yakni PT Perusahaan Gas Negara (PGN) dan PT Pertani, berbuah manis. Yakni, panen raya padi di Desa Bayalangu Kidul, Gegesik, Cirebon, Jabar, kemarin.

Acara panen raya itu dihadiri ratusan petani binaan dan pejabat daerah setempat. Para petani tersebut tergabung dalam program Gerakan Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Korporasi (GP3K) sinergi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN antara PGN dan Pertani.

"Sinergi antara PGN dan Pertani dimaksudkan meningkatkan produktivitas petani. Dengan hasil panen yang lebih baik, petani jadi lebih sejahtera dan Indonesia tidak perlu lagi impor beras," jelas Direktur Keuangan PGN Riza Pahlevi.

GP3K sinergi PKBL BUMN itu menggunakan dana program kemitraan dari PGN sebesar Rp 11 miliar untuk Kabupaten Cirebon. Luas lahan pertanian yang dikelola adalah 3.543 hektare dengan peserta 2.701 petani.

Dirut Pertani Dwi Antono mengatakan, perusahaannya bertindak sebagai operator penyalur dana kepada petani. Dana tersebut digunakan untuk biaya pengolahan tanah dan tanam, sarana produksi berupa benih, pupuk organik, dan pestisida. Pada saat panen ini, Pertani membeli padi sesuai dengan harga yang
berpihak pada petani.

Dengan program ini, lanjut Dwi, produksi padi meningkat signifikan dari biasanya 5 ton sampai 7 ton per hektare menjadi 8,5 ton per hektare. Itu berarti, ada peningkatan sekitar 20 persen. "Kalau petani di seluruh Indonesia bisa meningkatkan produksinya 20 persen, negeri kita akan swasembada pangan," tuturnya.

Dwi yakin, persatuan petani bisa menyelesaikan permasalahan pangan nasional. Apalagi, perusahaan-perusahaan BUMN terus memberikan dukungan. "Yang penting dari program ini adalah menumbuhkan kebersamaan dari para petani. Bertani bersama-sama lebih menguntungkan daripada bertani sendiri-sendiri," jelas Dwi.

Acara panen raya juga dihadiri oleh Nafsiah Dahlan, istri Menteri BUMN Dahlah Iskan. Setelah memotong padi, Nafsiah naik ke mesin pemanen dan dibawa berkeliling sawah. Dengan mesin itu, padi siap panen tidak perlu dipotong secara manual. Mesin tinggal dikendalikan dan akan memotong serta memisahkan biji padi dan batangnya.

"Saya dulu juga petani. Jadi, sudah biasa memanen padi. Sekarang dengan mesin seperti ini, pekerjaan jadi lebih cepat dan efektif," tutur Nafsiah. (dri/jpnn/c10/ca)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Transmigran Hasilkan 5,87 Juta Ton Beras per Tahun


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler