jpnn.com, PALEMBANG - Sudah beberapa kali anggota Polri menjadi sasaran aksi teroris. Mulai tragedi Terminal Kampung Melayu, Mapolda Sumatera Utara yang menewaskan dua polisi, terbaru penusukan di masjid dekat Mabes Polri yang melukai dua personel Brimob.
Belum lagi selebaran teror di Polres Serang. Semua itu disikapi serius jajaran Polda Sumsel dan Kodam II/Sriwijaya.
BACA JUGA: Dapat Dukungan Polri, Mendikbud Makin Semangat
Kemarin pagi, mereka menggelar latihan bela diri bersama di halaman depan Mapolda Sumsel.
Pangdam II/Sriwijaya Mayjen TNI Anto Mukti Putranto memimpin langsung apel bela diri tersebut. Usai apel, bersama Kapolda Sumsel Irjen Pol Agung Budi Maryoto dan jajaran, dia ikut latihan bela diri.
BACA JUGA: Simak nih, Alasan Terbaru Polri tak Garap Laporan Hidayat Terhadap Kaesang
Tak hanya personel Polda dan Kodam, tapi dari anggota Satpol PP juga ikut berlatih. Sejumlah personel memperlihatkan kebolehan mereka.
Antara lain lompat harimau, jurus bantingan, kecakapan bermain double stick, hingga kemampuan menghancurkan tumpukan batako dengan kepala.
BACA JUGA: Panglima Tinjau Lokasi dan Kesiapan Peringatan Hari TNI 2017
Keamanan sekitar dikawal ketat personel Brimob Polda Sumsel. Mereka berjaga di beberapa titik dengan senjata lengkap.
Termasuk di atas flyover. Tentu saja latihan bersama ini menarik perhatian pengguna jalan dan masyarakat sekitar.
Tak sedikit yang lalu menghentikan laju kendaraannya untuk sekadar melihat sebentar kemampuan para prajurit Polri dan TNI tersebut. Flyover dan jalan di bawahnya sempat macet.
Menurut Pangdam Mayjen TNI Anto Mukti Putranto, saat ini teroris dan kelompok radikal makin berani. Mereka sudah menunjukkan diri secara terbuka.
“Kami ingatkan, tidak ada tempat bagi mereka. Jika ada yang macam-macam, akan kami sikat habis,” tegasnya.
Kondusivitas di Sumsel harus terjaga. Untuk mewujudkan itu, personel keamanan perlu bekal dalam melawan terorisme. Tidak hanya persenjataan, tapi juga kemampuan diri tangan kosong.
Karena itu, digelar latihan bela diri bersama. Di samping, meningkatkan kemampuan, sinergisitas, dan menjalin silaturahami.
Latihan bela diri tersebut pesan nyata bagi pelaku teror dan kelompok radikal yang ingin mengganggu dan berbuat gaduh di Sumsel.
“Mereka akan berhadapan dengan kami secara langsung. Pilihannya, mereka yang mati atau kami yang gugur membela NKRI,” cetus alumni Akmil 1987 itu.
Diingatkan Pangdam, tidak ada satu pun agama di dunia ini yang mengajarkan terorisme dan kekerasan.
“Kepada oknum-oknum tertentu, saya ingatkan jangan memprovokasi dan menakut-nakuti masyarakat,” pintanya.
Jika itu dilakukan, jajarannya bersama Polda Sumsel pasti akan bertindak. “Kami tahu apa yang harus dilakukan,” pungkas mantan Panglima Divisi Infanteri 1/Kostrad itu.
Kapolda Sumsel Irjen Pol Agung Budi Maryoto mengakui, ada indikasi saat ini personel Polri dan TNI jadi sasaran aksi teror.
“Saya tegaskan, kami tidak takut sedikit pun pada teroris maupun kelompok radikal. Sekecil apa pun ancamannya, akan kami hadapi,” ujarnya.
Mencegah munculnya aksi-aksi teror, kewaspadaan terus ditingkatkan. Razia gencar dilakukan. Termasuk melacak keberadaan bengkel-bengkel pembuat senjata api (senpi).
Contohnya di OKU Timur dan OKI. “Kami terus bergerak agar tidak ada pasokan senpi kepada kelompok radikal untuk aksi teror atau tindakan kriminal lain,” bebernya.
Terkait beredarnya video yang diduga latihan senjata anggota ISIS di Ujanmas, Muara Enim, Kapolda menyebut, kalau rekaman itu sudah lama beredar.
“Tempatnya belum tentu di wilayah Sumsel,” ujar Agung. Meski begitu, pihaknya tidak mau meremehkan isu itu.
Sekecil apa pun informasi yang ada akan dipastikan kebenarannya. “Anggota sedang lakukan penyelidikan,” ungkapnya.
Keakraban serupa terlihat di halaman Polres OKU. Anggota Polres, TNI, Satpol PP dan Dishub OKU menggelar latihan bela diri mandiri gabungan. Mulai dari teknik jatuh, tangkian, pukulan, tendangan, dan teknik menghindar.
“Kegiatan ini untuk melatih sikap dasar beladiri, juga bekal untuk hadapi aksi teror yang makin mengancam,” ungkap Kapolres OKU, AKBP Dra NK Widayana Sulandari, kemarin.
Untuk peralatan, personel penjagaan dilengkapi dengan rompi antipeluru dan senjata lengkap. ”Ini salah satu cara antisipasi teror,” ujar Wakapolres OKU, Kompol Suryadi SIk MH didampingi Kasat Binmas, AKP Widhi Andika Darma SH SIK. (vis/gsm/wek/ce2)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemindahan Ibu Kota Juga demi Kepentingan Pertahanan
Redaktur & Reporter : Soetomo