jpnn.com, JAKARTA - Yayasan Taut Seni menyelenggarakan Panggung Maestro 2023 di Gedung Kesenian Jakarta.
Pergelaran tersebut hasil kerja sama dengan Direktorat Per?lman, Musik, dan Media, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek yang didukung Galeri Indonesia Kaya dan Group Purnati Indonesia.
BACA JUGA: Kemendikbud Kucurkan Rp 80 Miliar untuk Pelaku Seni dan Budaya
Pergelaran itu merupakan bentuk apresiasi bagi para maestro yang telah mendedikasikan hidupnya untuk menjaga dan merawat kesenian tradisional Indonesia.
"Serta menjadi garda terdepan dalam upaya pelestarian warisan seni dan budaya bangsa," ujar Restu Imansari Kusumaningrum, penggagas Panggung Maestro 2023 dalam keterangannya, Senin (3/7).
BACA JUGA: LaNyalla Minta Kemenparekraf Siapkan Program untuk Pekerja Seni dan Budaya
Maestro adalah sebutan untuk orang yang menekuni dan menguasai suatu bidang secara terus-menerus dalam waktu yang lama.
Kata maestro diambil dari bahasa Italia, yang berarti pemimpin suatu kelompok paduan suara atau pemusik instrumental pada zaman dahulu.
BACA JUGA: 3 Berita Artis Terheboh: Dewi Perssik Masih Kesal, Rendy Buka Suara soal Isu Selingkuh
Maestro dalam bahasa Indonesia merupakan sinonim dari kata Empu, Ahli, Master, atau Pakar.
Maestro oleh Kemendikbudristek dide?nisikan sebagai individu yang secara tekun dan gigih mengabdikan diri pada jenis seni yang langka nyaris punah, serta mewariskan keahliannya kepada generasi muda.
Berusia di atas 60 tahun dan telah berkiprah di bidangnya sekurang-kurangnya selama 35 tahun. Para Maestro adalah ujung tombak pelestarian seni dan budaya Indonesia.
Dari mata seorang Maestro kita dapat melihat keluhuran hati dan kedalaman rasa cinta terhadap warisan nenek moyang yang tersimpan dan dirawat sepenuh hati.
Kehadiran dan ketulusan mereka merupakan karya bakti yang tidak ternilai demi generasi mendatang agar tidak kehilangan karakter dan identitas dalam putaran zaman dan arus modernisasi. (jol/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh