Pangkogabwilhan III Minta KKB Papua Hentikan Pembantaian

Selasa, 02 April 2024 – 16:10 WIB
Pangkogabwilhan III Letjen TNI Richard Tampubolon. (ANTARA/HO/Kogabwilhan III)

jpnn.com, JAKARTA - Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III (Pangkogabwilhan) Letnan Jenderal TNI Richard Tampubolon kembali mengultimatum Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua agar segera melepaskan pilot Susi Air, Capt Philips Mark Marthens.

Dia mengatakan bahwa penawanan pilot tersebut sangat menghambat transportasi masyarakat orang asil Papua (OAP), termasuk suplai logistik di distrik terisolir.

BACA JUGA: Letjen Richard Ingatkan KKB Segera Bebaskan Pilot Susi Air

"Segera bebaskan Pilot Philips Mark Marthens," kata Richard dalam keteranganya, selasa (2/4).

Jenderal Bintang Tiga tersebut juga meminta agar KKB segera menghentikan pembantaian warga sipil yang tidak bersalah.

BACA JUGA: Ini Peran 13 Prajurit TNI Tersangka Kasus Penganiayaan Anggota KKB

"Hentikan penggunaan perempuan dan anak-anak sebagai pendukung operasi KKB," tegas Pangkogabwilhan Letjen TNI Richard.

Menurut Richard, KKB juga menyasar tenaga pendidik, tenaga kesehatan, dan semua pekerja yang berkontribusi dalam membangun kesejahteraan masyarakat di daerah terpencil, tertinggal, dan terisolir.

BACA JUGA: Jenazah Dua Polisi Korban KKB Dievakuasi Menggunakan Helikopter

Mantan Pangdam Pattimura ini pun meminta KKB untuk menghentikan penyerangan terhadap aparat yang bertugas menjaga keamanan di Papua, dalam mendukung percepatan pembangunan untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Papua.

"Saya tegaskan kembali agar KKB mengindahkan apa yang saya sampaikan, demi terwujudnya Papua sebagai surga dunia yang damai, indah, dan maju,” katanya.

Selama ini, KKB juga tak henti-hentinya mengganggu dan menyerang aparat yang sedang bertugas di tanah Papua.

Hal ini membuat situasi di Papua tak kondusif dan sangat menghambat proses pembangunan untuk kemajuan Papua.

"Rekam jejak kejahatan dan kebiadaban KKB yang tidak berperikemanusiaan sudah tergambarkan dengan jelas. Mulai pembantaian terhadap masyarakat Orang Asli Papua maupun masyarakat pendatang yang tidak berdosa, serta terhadap aparat yang bertugas membantu masyarakat," tuturnya. (jlo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler