jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Maksimus Ramses Lalongkoe menilai sangat wajar jika pernyataan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo soal pemesanan lima ribu pucuk senjata api menuai kontroversi.
Pasalnya, pernyataan tersebut menyangkut isu yang sangat sensitif. Apalagi dikemukakan jelang Pemilu 2019.
BACA JUGA: Seharusnya Panglima TNI Tak Buru-buru Melempar Isu
Selain itu, akhir-akhir ini sejumlah isu juga mengemuka, misalnya terkait pro kontra pemutaran kembali film G 30 S/PKI. Panglima TNI diketahui juga ikut mengomentari hal tersebut.
"Jadi saya pikir wajar jika pernyataan Panglima TNI masih menjadi perdebatan publik dengan beragam interpretasi," ujar Ramses di Jakarta, Senin (25/9).
BACA JUGA: Pengadaan 5.000 Senpi Jadi Polemik, Ini Saran dari Fadli Zon
Menurut Ramses, interpretasi yang paling banyak mengemuka, Gatot Nurmantyo sedang melakukan manuver politik untuk menciptakan simpati publik terkait Pemilu Presiden 2019 mendatang.
"Sebab di depan mata ada pemilihan presiden. Jadi bisa saja pernyataan itu untuk mendapat simpati publik," ucapnya.
BACA JUGA: Ini Kata Ketua Komisi I soal Pernyataan Panglima TNI
Direktur Eksekutif Lembaga Analisis Politik Indonesia ini menilai, sekecil apa pun pernyataan seorang pejabat negara tentu berdampak secara luas. Apalagi pernyataan itu menyangkut hal yang kontroversial.
"Dalam konteks pesan tentu berpengaruh dan publik bisa saja menginterpretasinya secara beragam tergantung melihat dari sudut mana," katanya.
Pengajar di Universitas Mercu Buana ini menyarankan, panglima sebaiknya lebih bijak melontarkan pernyataan. Demi menciptakan suasana bangsa tetap kondusif.
"Saya kira lebih bijak panglima TNI menyampaikan langsung ke Presiden Joko Widodo bila menemukan sesuatu yang kurang tepat, daripada menyampaikan secara bebas di forum-forum tertentu," pungkas Ramses. (gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kang TB: Penyerbuan Bukan Wewenang Panglima TNI
Redaktur & Reporter : Ken Girsang