jpnn.com, JAKARTA - Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengajak seluruh komponen bangsa untuk bersama-sama bersatu mengelola Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia, demi kepentingan dan kemakmuran rakyat.
Hal tersebut disampaikan Panglima TNI di hadapan 800 peserta Rapat Kerja Nasional Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Rakernas KLHK) Republik Indonesia di Auditorium DR. Soejarwo Gedung Manggala Wanabakti, Jalan Gatot Subroto, Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (3/8).
BACA JUGA: Perkuat Ketahanan Negara, Kominfo Menyediakan Akses Informasi di Miangas
Panglima TNI menegaskan bahwa sebagai bangsa Indonesia harus tetap waspada terhadap kekayaan sumber daya alam Indonesia, kalau tidak ingin menjadi perebutan negara lain.
“Saya ingatkan jangan sampai pihak asing menjadikan negeri ini sebagai kancah konflik antar kelompok untuk menguasai sumber daya alam Indonesia,” ucapnya.
BACA JUGA: Program Ini Dukung Tugas TNI di Perbatasan dan Pulau Terluar
Pada kesempatan tersebut, Jenderal Gatot memberikan gambaran tentang Kepulauan Anambas yang memiliki luas sekitar 7 ribu hektare dan memiliki sumber air yang sangat dibutuhkan masyarakat, sementara 3 ribu hektare lebih akan dibuat sebagai kebun karet. “Ini yang sering diresahkan masyarakat, maka perlu adanya evaluasi aturan terhadap luas kepemilikan lahan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Panglima TNI menyampaikan ancaman nyata bangsa Indonesia adalah kompetisi global antar negara yang berubah menjadi kompetisi antar manusia dalam bentuk migrasi lintas negara untuk mencari kehidupan yang lebih baik.
BACA JUGA: Panglima TNI: Ulama Indonesia Tidak Akan Memecah Belah Keutuhan Bangsa
“Ini menjadi suatu peringatan dan harus kita waspadai, karena Indonesia sebagai salah satu negara ekuator yang kaya akan sumber daya alam,” tegasnya.
Menurut Jenderal Gatot, perkembangan penduduk dunia luar biasa dan semakin hari semakin bertambah, sementara itu energi dan pangan makin berkurang.
“Hal inilah yang menyebabkan persaingan global antar negara di dunia. Dunia tidak bertambah luas tetapi semakin sempit, sedangkan kebutuhan sumber daya alam berupa energi dan pangan semakin berkurang,” jelasnya.
Panglima TNI menuturkan bahwa, negara yang kalah dalam kompetisi global akan menjadi negara multi krisis dan berimbas pada krisis sosial, migrasi perpindahan manusia antar negara untuk mencari penghidupan yang lebih baik.
“Konflik antar negara di seluruh dunia saat ini sejatinya dilatarbelakangi oleh perebutan energi dan pangan. Kedepan, konflik di dunia akan bergeser ke daerah ekuator salah satunya Indonesia,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Panglima TNI mengutip pernyataan Presiden RI Joko Widodo bahwa Indonesia adalah negara berpenduduk muslim terbesar di dunia yang memiliki 17 ribu pulau 1.340 ribu suku dan 1.150 ribu bahasa daerah.
“Untuk mempertahankan keutuhan dan kedaulatan negara Republik Indonesia sepanjang masa kita harus menguatkan persatuan dan kesatuan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Inilah yang harus tetap kita jaga dan bina. Kuncinya adalah Pancasila sebagai dasar negara sekaligus ideologi bangsa Indonesia,” pungkasnya.(fri/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Alokasi Anggaran Untuk Perbatasan dan Pulau Terluar Bertambah
Redaktur & Reporter : Friederich