Panglima TNI Akui Banyak Jalur Tikus Rawan di Perbatasan

Sabtu, 28 April 2018 – 06:48 WIB
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto pada Apelsaat Komandan Satuan (Dansat) TNI AD Tahun 2018 di Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus (Pusdiklatpassus) Situ Lembang,Bandung, Jawa Barat, Jumat (16/3). Foto: Puspen TNI

jpnn.com, ENTIKONG - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Ketua DPD Oesman Sapta Odang dan Penjabat Gubernur Kalimantan Barat Doddy Riyadmadji meninjau dua wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalbar.

Dua perbatasan itu adalah Entikong, Sanggau, Kalbar, Indonesia-Tebedu, Kuching, Sarawak, Malaysia, serta Aruk, Sajingan, Sambas, Kalbar-Biawak, Sarawak, Malaysia.

BACA JUGA: Oso Ingatkan Warga Kalbar Berterima Kasih ke TNI-Polri

"Saya pengin lihat dan bertatap muka langsung dengan prajurit TNI dan Polri di sana. Saya pengin mendengar laporan permasalahan yang dihadapi di wilayah perbatasan," kata Marsekal Hadi saat jumpa pers bersama Oso, Tito, Doddy di Pangkalan Udara Supadio, Kubu Raya, Kalbar.

Menurut Hadi, selain penjagaan perbatasan di Aruk maupun Entikong, dia juga memastikan TNI dan Polri melaksanakan pembinaan kepada masyarakat di sana.

BACA JUGA: Generasi Penerus Tak Akan Tahu Sejarah Tanpa Ini

Terutama memberikan layanan pendidikan, yang sudah dilaksanakan oleh aparat dari Korem.

"Saya sangat mengapresiasi karena ada program "Petasan" yang tujuannya adalah memberikan pelayanan pendidikan kepada masyarakat di perbatasan," katanya.

BACA JUGA: DPR Ingin RI Akhiri Peran Singapura di Ruang Udara Natuna

Hadi juga sudah berkoodinasi dengan Tito, ternyata Polri juga memiliki program yang sama.

Karena itu, lanjut Hadi, di perbatasan Entikong dan Aruk, direncanakan layanan pendidikan bersama oleh TNI dan Polri.

Hadi memastikan sejauh ini tidak ada ancaman keamanan dan pertahanan di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia. Hadi menuturkan bahwa semua persoalan di perbatasan sebenarnya bisa diselesaikan.

Namun, Hadi mengakui bahwa masih banyak jalur tikus yang rawan menjadi lokasi penyeludupan di sepanjang perbatasan Indonesia-Malaysia.

Karena itu, Hadi memastikan TNI, Polri maupun Direktorat Jenderal (Ditjen) Bea Cukai Kementerian Keuangan akan terus berkoordinasi agar bisa menghalau, mendeteksi dan menghambat penyeludupan di jalur tikus itu.

"Kami akan berupaya membantu pemerintah menyelesaikan masalah-masalah jalan-jalan tikus yang digunakan untuk melaksanakan penyeludupan itu," ungkapnya.

Hadi menyatakan saat ini sekitar 700 anggota TNI yang menjaga perbatasan. Nanti, kata dia, akan lebih dikonsentrasikan di daerah-daerah yang dianggap rawan.

"Nanti harus dilaksanakan gabungan antara TNI, Polri dan Bea Cukai," ungkap Hadi.

Tito menambahkan memang banyak jalan tikus di sepanjang perbatasan. Sembari mencari jalan penyelesaian strategis, Polri, TNI dan Bea Cukai sepakat membangun kerja sama lebih baik.

"Supaya jalan tikus ini bisa sama dideteksi. Kami juga akan mengajak semua masyarakat karena masyarakat yang tinggal di sana paham jalan-jalan tikus itu," ungkapnya.

Tito berharap ada semacam mekanisme koordinasi yang lebih baik sehingga masyarakat bisa memberikan informasi kepada aparat. Kemudian aparat bisa melakukan penindakan.

"Kami kira dengan melakukan hal-hal ini pengamanan perbatasan akan lebih baik dalam menjaga teritorial NKRI," pungkas Tito. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... TNI - Polri Motivator Perekat Persatuan dan Kesatuan


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler