Panglima TNI Bantah Penyidikan Geng Motor Dibekukan

Selasa, 01 Mei 2012 – 06:41 WIB

JAKARTA - Lebih dari tiga pekan, pengusutan aksi pengrusakan oleh puluhan "geng" motor pita kuning di Jakarta masih jalan di tempat. Namun, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono menegaskan kalau penyelidikan tidak dibekukan.

"Masih terus dilakukan, oleh polisi militer," ujar Agus di Kolinlamil Tanjung Priok, Jakarta, Senin (30/4). 

Orang nomor satu di TNI itu baru saja menyambut kedatangan KRI Sultan Iskandar Muda yang selesai bertugas di perairan Lebanon dalam misi PBB. Menurut panglima, penyidikan berlangsung lama karena harus berkoordinasi dengan pihak kepolisian. "Terus ada komunikasi," katanya. 

Agus membantah TNI sengaja mengambangkan kasus ini agar tidak ada prajurit yang dihukum. "Itu tidak benar, TNI patuh pada hukum. Selama ini kan baru dugaan-dugaan (adanya oknum)," katanya.

Serangkaian aksi geng motor itu bermula dari tewasnya Kelasi Arifin, staf khusus Panglima Armada Kawasan Barat (Armabar) TNI AL, pada tanggal 31 Maret 2012 di Jalan Benyamin Sueb, Pademangan, Jakarta Utara.

Setelah itu aksi balas dendam dilakukan atas tewasnya Arifin pada tanggal 7 April 2012 di SPBU Shell Jalan Danau Sunter Utara, Jakarta Utara dan pada tanggal 8 April 2012 di Jalan Benyamin Sueb, Kemayoran, Jakarta Pusat. Satu orang tewas dalam peristiwa tersebut yakni Soleh.

Sepekan kemudian, aksi serupa kembali terjadi di delapan lokasi di Jakarta Utara dan Jakarta Pusat pada tanggal 13 April 2012. Sekitar 200 orang pria berbadan tegap yang mengendarai sepeda motor melakukan konvoi dan menyerang para pemuda mulai dari Tanjung Priok-Warakas-Salemba Raya-Pramuka. Satu orang tewas yakni Anggi Darmawan. Sudah ada belasan orang terluka akibat ulah brutal kelompok ini.

Polisi masih menelusuri para pelaku dari rangkaian peristiwa itu. Saksi mata di lokasi kejadian menuturkan bahwa para pelaku berambut cepak dan berbadan tegap. Intonasi suara saat membentak para korban juga sangat tegas. Dugaan ini diperkuat dengan rekaman kamera CCTV di Circle K SPBU Shell Sunter. Di sana, ada beberapa orang yang mukanya terlihat jelas. Mereka berambut cepak dan memakai kaos ketat warna biru tua.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Saud Usman nasution mengaku tak tahu perkembangan penyidikan di polisi militer. "Kita tak bisa ikut campur . Itu internal mereka," katanya.
     
Untuk kasus pembunuhan kelasi Arifin, Saud menyebut Polda Metro Jaya sudah menahan lima orang tersangka. "Dalam waktu dekat akan dibawa ke pengadilan," katanya.
     
Koordinator Komisi untuk Orang hilang dan Korban Kekerasan (Kontras) berharap TNI tidak membekukan kasus ini. "Ada sipil yang tewas dan sampai saat ini tidak ada itikad baik dari TNI untuk menyelesaikan masalah. Bahkan menyantuni korban pun tidak," katanya.(rdl/ttg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pusing dan Senang, Curhat ke Wartawan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler