Panglima TNI Bima Sena, Kapolri Prabu Puntadewa, Jenderal Dudung…

Senin, 16 Januari 2023 – 07:05 WIB
Pagelaran wayang orang dengan lakon Pandowo Boyong di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Minggu (15/1) malam. Foto: Humas MPR

jpnn.com - JAKARTA –Panglima TNI Laksamana Yudo Margono dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo ikut tampil dalam pagelaran wayang orang dengan lakon Pandowo Boyong di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Minggu (15/1) malam.

Laksamana TNI Yudo Margono berperan sebagai tokoh Bima Sena dan Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebagai Prabu Puntadewa.

BACA JUGA: Kehadiran Panglima TNI dan Kepala Staf di Polda Papua Berikan Nilai Plus ke Polri

Pagelaran wayang orang ini diselenggarakan oleh Mabes TNI AL berkolaborasi dengan Laskar Indonesia Pusaka (LIP) yang didirikan oleh Jaya Suprana dan grup wayang orang Bharata.

Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mengapresiasi inisiasi Panglima TNI menyelenggarakan pagelaran wayang orang dalam rangka memperingati Hari Dharma Samudera TNI AL.

BACA JUGA: Brigjen TNI Sembiring Perintahkan Anggota Kejar dan Tangkap 2 Pimpinan KKB

"Pagelaran ini juga menjadi bukti soliditas dan sinergitas TNI-Polri, tidak hanya dalam menjaga kedaulatan, pertahanan, dan keamanan bangsa, melainkan juga dalam memajukan seni dan budaya bangsa," ujar Bamsoet dalam keterangan tertulis, seusai menyaksikan Wayang Orang 'Pandowo Boyong'.

Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, para pemeran wayang orang tersebut melibatkan para pejabat utama TNI AL, TNI AD, TNI AU, serta 450 prajurit TNI AL.

BACA JUGA: Jenderal Listyo Sigit & Polri Jangan Ciut Nyali soal Pelesetan Negara Kepolisian RI

Kasal Laksamana TNI Muhammad Ali sebagai Batara Baruna, Kasad Jenderal TNI Dudung Abdurachman sebagai Batara Brama, Kasau Marsekal TNI Fadjar Prasetyo sebagai Eyang, dan Ketua Umum Dharma Pertiwi Ny. Vero Yudo Margono sebagai Dewi Nagagini.

"Wayang orang ini menceritakan tentang lakon Pandawa Boyong di mana ketika lima orang ksatria bersaudara boyongan (pindah) dari Alengka yang dikuasai Kurawa ke Astinapura untuk memerdekakan diri dari kekuasaan Kurawa.”

“Mereka kemudian harus berperang melawan Kurawa yang jumlahnya jauh lebih besar dan memiliki persenjataan lebih banyak. Namun, berkat kesungguhan yang didasarkan niat baik, Pandawa dapat memenangkan perang," jelas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum FKPPI dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menerangkan, pagelaran wayang orang ini juga mengandung pesan moral untuk mengajak masyarakat agar lebih memahami, menghayati dan mengamalkan Pancasila.

Bahkan sosok dalam Pandawa Lima pun relevan dengan semangat dan nilai-nilai Pancasila.

"Pagelaran wayang orang ini menjadi salah satu wujud konkret dalam merawat dan mentransformasikan ideologi Pancasila dari rumusan ideal abstrak menjadi praktik kolektif kenegaraan, kebangsaan, dan kemasyarakatan.”

“Mengingat Pancasila sebagai sistem nilai dan ideologi negara bukan sekadar bahan untuk dihafal atau dimengerti saja. Melainkan perlu diterima dan dihayati, serta dipraktikkan sebagai kebiasaan. Salah satunya bisa melalui pagelaran seni dan budaya," pungkas Bamsoet. (rls/jpnn)


Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler