Jenderal Listyo Sigit & Polri Jangan Ciut Nyali soal Pelesetan Negara Kepolisian RI

Senin, 02 Januari 2023 – 13:21 WIB
Prof. Dr.Hermawan Sulistyo MA saat menjadi penanggap pada acara Rilis Akhir Tahun 2022 Polri di Jakarta, Sabtu (31/12). Foto: YouTube/Polri TV

jpnn.com, JAKARTA - Peneliti senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Hermawan Sulistyo meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo beserta  jajarannya tidak terpengaruh dengan suara-suara nyinyir terhadap Polri.

Penasihat Kapolri itu menegaskan Polri harus fokus pada tugas besar sehingga tidak perlu takut dengan suara nyinyir.

BACA JUGA: 2022, Tahun Prestasi dan 3 Badai Besar di Polri, Jangan Songong

Prof Kikiek -panggilan akrab Hermawan- mengatakan banyak pihak yang menganggap polisi terlalu kuat. Namun, dia tidak sependapat dengan anggapan itu.

“Siapa bilang? Ini (Polri) digebuki sama anak ABG yang baru kumisan saja enggak bisa apa-apa,” kata Prof Kikiek saat memberikan tanggapan atas Rilis Akhir Tahun 2022 pada Sabtu lalu (31/12).

BACA JUGA: Kapolri Jenderal Sigit Pamer Ini saat Rilis Akhir Tahun 2022

Peraih gelar Ph.D dari S-3 Arizona State University, Amerika Serikat, itu menambahkan salah satu contoh konkret kenyinyiran terhadap Polri ialah pelesetan tentang singkatan NKRI.

NKRI yang memiliki kepanjangan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dipelesetan menjadi Negara Kepolisian Republik Indonesia.

BACA JUGA: Analisis Profesor Penulis Palu Arit di Ladang Tebu soal Rusuh 21-22 Mei

Prof Kikiek menegaskan tidak ada yang salah dengan polisi yang terlihat begitu dominan. Menurut dia, polisi merupakan aparat yang mengabdi kepada masyarakat melalui negara.

“Jadi, tidak ada yang salah. Yang salah ialah kalau tidak mampu menjalankan fungsi-fungsinya,” ucapnya.

Walakin, Prof Kikiek juga menilai pelesetan NKRI merupakan bentuk peringatan agar Polri selau mengingat batas-batas dalam menjalankan kekuasaan negara.

"Catatan tentang NKRI itu sekaligus peringatan yang genuine yang terus-menerus bahwa ada batas-batas kekuasaan yang harus diingat," ulasannya.

Meski demikian, penulis buku Palu Arit di Ladang Tebu itu mendorong Polri tidak surut langkah dengan banyaknya suara nyinyir. Menurut Prof Kikiek, Polri menghadapi tugas besar, termasuk soal Pemilu 2024.

“Jangan takut dengan suara nyinyir. Jalan terus, karena tugas besar menanti ke depan,” kata Prof Kikiek.(cr3/JPNN.com)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Enam Bulan Ungkap Peneror Novel, TPF Garap Komjen


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler