jpnn.com, JAKARTA - Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa membuat terobosan dalam perekrutan prajurit TNI.
Tiga aturan lama dihapus dalam Rapat Koordinasi Penerimaan Prajurit TNI Tahun 2022.
BACA JUGA: Surat Panglima TNI Terbit, Dua Prajurit yang Gugur Dapat Kenaikan Pangkat Luar Biasa
Yakni, penghapusan tes renang, peniadaan tes akademik, serta penghapusan larangan keturunan anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) sebagai calon prajurit TNI.
Menurut pengamat militer dan intelijen Ridlwan Habib, kebijakan tersebut sebuah terobosan cerdas.
BACA JUGA: Danjen Kopassus: Kami Menunggu Petunjuk Panglima TNI
Dia juga mengatakan keputusan Jenderal Andika tersebut memberikan harapan baru.
"Jenderal Andika memberikan harapan terhadap putra putri bangsa, yang ingin mengabdi sebagai anggota TNI, tanpa memandang status keturunan," kata Ridlwan di Jakarta, Kamis (31/3).
BACA JUGA: Terima Kunjungan Panglima TD Malaysia, Dudung tak Pakai Seragam Baru TNI AD
Menurut Ridlwan, kebijakan membuat seluruh anak muda Indonesia memiliki hak sama untuk mengikuti seleksi penerimaan prajurit TNI, tanpa memandang suku, agama dan asal usul orang tua.
"Dari sisi perhitungan teknis, kalau calon prajurit usia 17 tahun, maka ayah ibunya diperkirakan paling muda usia 40 tahun, artinya lahir di tahun 1981."
"Sudah tidak ada lagi PKI di tahun itu," kata Direktur Lembaga Strategi Inteligensia Indonesia tersebut.
Dia juga mengatakan kebijakan Andika tersebut tepat dari sisi undang-undang maupun dari teknis perhitungan.
"Saya yakin sistem seleksi juga tetap menjaga agar tidak ada paham komunisme yang bisa menyusup masuk ke TNI. Pada wawancara mental ideologi nanti pasti juga tetap tersaring," katanya.
Di era dunia yang makin maju, lanjutnya, paham komunisme, marxisme, dan leninisme bisa ditangkal dengan wawancara mendalam terhadap calon prajurit yang mendaftar.
"Ada teknik khusus psikologi militer yang bisa menyaring itu," katanya.
Dia juga mengapresiasi kebijakan penghapusan tes renang sebagai syarat kelulusan seleksi prajurit TNI.
Menurut dia, ada anak muda yang secara geografis tidak memungkinkan belajar berenang.
"Itu nanti juga bisa dipelajari di akademi militer jika sudah diterima," pungkas Ridlwan.(Antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang