jpnn.com - JAKARTA—Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mempertanyakan kapal-kapal Indonesia yang masih berlayar ke arah perairan menuju wilayah dekat Filipina. Menurutnya, sudah ada moratorium dari Kementerian Perhubungan agar tidak ada kapal berlayar ke sekitar daerah itu.
“Ini dipertanyakan. Kenapa bisa ada izin layar ke sana,” ujar Gatot di kompleks Istana Wapres.
BACA JUGA: TOP! KSAL Dianugerahi Gelar Panglima Armada Laut Kesultanan Tidore
Moratorium itu dianggap penting untuk meminimalisir adanya penyanderaan kembali oleh kelompok-kelompok militan tidak bertanggung jawab. Apalagi, Indonesia dan Filipina belum menjalankan patroli laut bersama meski sudah menandatangani kesepakatan terkait hal itu. Perwakilan Kementerian Pertahanan sudah menuju Filipina untuk membahas itu lagi.
“TNI akan siap membantu. Indonesia siap, tapi Filipina kan ada pergantian pemerintahan. Ini yang buat kita tidak bisa cepat. Jelas operasi bersama dibutuhkan karena ini jalur ekonomi,” imbuhnya.
BACA JUGA: Inilah Bahaya Jika Elite PKS Sekarang Berkuasa
Saat ini TNI dan otoritas Filipina tetap intens menjalin komunikasi. Termasuk soal dugaan adanya tujuh WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf di negara itu. Menurutnya, ancaman demikian selalu karena uang. Namun, Indonesia tidak bisa berkompromi dengan hal itu.
“Enggak ada motivasi politik. Kami sudah cek ke kepolisian Filipina dan angkat lautnya. Telepon yang dilacak pun ada di Petamburan sini. Takutnya hanya penipuan saja. Pemerintah Indonesia tidak kehendaki tebusan,” pungkas Gatot. (flo/jpnn)
BACA JUGA: Keras! Simak nih Pernyataan Menteri Susi
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR Minta Pemerintah Terbitkan Travel Warning
Redaktur : Tim Redaksi