jpnn.com, PALEMBANG - Langkah yang tepat untuk mengatasi gangguan asap dapat dilakukan dengan membuat modifikasi cuaca hujan buatan dan mengidentifikasi daerah kemungkinan penyumbang asap terbesar apabila terjadi kebakaran. Melalui upaya tersebut diharapkan bisa mencegah dan menghindari kebakaran hutan khususnya pada lahan gambut.
Hal tersebut dikatakan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto saat meninjau Posko Satgas Siaga Darurat Bencana Asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Posko Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Jalan Alternatif Bandara Sultan Mahmud Badarudin 2, Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (24/7/2018).
BACA JUGA: 10 Ribu Prajurit dan PNS TNI Gelar Tari Poco-Poco Bersama
Menurut Marsekal Hadi, dalam menghadapi bencana asap akibat kebakaran lahan dan hutan diperlukan cara bertindak yang tepat dimulai dari identifikasi hingga penindakan.
“Bencana yang terjadi di wilayah Palembang harus mendapat perhatian khusus karena menyangkut harga diri bangsa terkait dengan penyelenggaraan kegiatan Asian Games 2018,” katanya.
BACA JUGA: TNI dan Media Massa Bersinergi Lawan Hoaks
Menurut Panglima TNI, berdasarkan laporan BMKG Sumsel, hampir sebagian besar masuk wilayah merah yang berarti besarnya potensi kemudahan terjadi kebakaran lahan dan hutan, hanya di pinggir pantai saja yang berwarna biru.
“Besok sudah diprediksi warna merahnya sudah berkurang berganti warna kuning, kemungkinan terjadi kelembaban atau hujan. Dapat ditarik kesimpulan kecil bahwa melihat yang pertama dari karakter tanah adalah tanah gambut, tanah tidak akan kebakar apabila kondisi basah,” ucapnya.
BACA JUGA: Peringatan HUT TNI Biasa Saja
“Dengan demikian salah satu cara untuk mencegah, setelah diidentifikasi adalah bagaimana caranya mempertahankan tanah gambut agar tetap basah. Potensi awan yang ada masih dapat dimodifikasi untuk hujan buatan. Apabila modifikasi hujan buatan berhasil dilakukan maka di wilayah Palembang paling tidak kita sudah bisa mencegah kebakaran lahan dan hutan,” tutur Panglima TNI.
Lebih lanjut, Marsekal Hadi mengatakan strategi kedua yang dapat dilakukan yaitu dengan mengidentifikasi daerah kemungkinan penyumbang asap terbesar apabila terjadi kebakaran.
“Terdapat 55 desa dan sesuai dengan prediksi angin dari Timur menuju ke Utara, Barat, sehingga berdampak terhadap Stadion akan dipenuhi dengan asap. Ada 33 desa yang sangat berpotensi diantara 55 desa tersebut, sehingga strategi pencegahannya akan ditempatkan personel gabungan TNI dan Polri,” ujarnya.
Di hadapan awak media Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menjelaskan bahwa upaya pencegahan sudah mulai dilakukan dengan pengumpulan data manual yang dimiliki oleh BNPB dan data satelit yang dimiliki oleh BMKG. Data tersebut dikombinasikan kemudian dicek di lapangan ditambah dengan menggunakan alat ukur mengetahui tingkat kebasahan.
“Diharapkan sebelum terjadi kebakaran kita sudah melakukan pencegahan, sehingga sore ini Danrem langsung berkoordinasi dan besok sudah mulai direncanakan. Senin dari BNPP sudah melaksanakan serangan udara dan dari darat pun mulai melaksanakan serangan darat terhadap ancaman asap ataupun api,” ungkapnya.
Menurut Hadi, kekuatan personel yang digunakan masih mengandalkan kekuatan wilayah dari TNI maupun Polri. Namun kalkulasi nanti penyebaran gambut yang didapatkan data dari BNPB termasuk dari BMKG sehingga dapat dihitung jumlah kalau dengan kekuatan personel yang dibutuhkan untuk sekian ribu hektar.
“Kalau memang kewilayahan kurang akan dibantu dari pusat sesuai dengan STR Panglima TNI memerintahkan untuk setiap Kodam menyiapkan pasukan bantuan apabila diperlukan,” tuturnya.
Mengakhiri penjelesannya, Marsekal Hadi meyakinkan sesuai dengan paparan Danrem 044/GAPO Kolonel Inf Budiman maka ganguan asap ini dapat segera teratasi dengan baik. Dalam hal ini kerjasama yang baik dari semua pihak sangat diperlukan.
“Adanya kanalisasi yang merupakan kontribusi dari perusahaan-perusahaan yang ada di sekitar sangat berguna untuk menghambat terjadinya kebakaran. Selanjutnya saya mohon BNPP segera merencanakan pembuatan modifikasi cuaca hujan buatan, BMKG agar memberikan informasi secara rutin serta BNPB juga sebagai Badan Nasional Penanggulangan Bencana memberikan kontribusi agar operasi modifikasi cuaca ini berjalan sesuai dengan yang kita inginkan bersama,” jelasnya.
Turut mendampingi Panglima TNI antara lain, Pangdam II/Swj Mayjen TNI Irwan, Asops Kapolri Irjen Pol. Deden Juhara mewakili Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian, Gubernur Sumsel Alex Noerdin, Kapolda Sumsel Irjen Pol. Zulkarnain Adinegara, Kapuspen TNI Mayjen TNI M. Sabrar Fadhilah, Dankorps Brimob Irjen Pol Rudi Sufahriadi, Waasops Panglima TNI Marsma TNI Khairul Lubis dan Kaskoops AU 1 Marsma TNI Henri Alfiandi.(fri/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Panglima TNI Berencana Tambah Kapal Bantu Rumah Sakit
Redaktur & Reporter : Friederich