Panik, Warga Beijing Abaikan Ancaman Pemerintah, Semua Diborong

Selasa, 26 April 2022 – 18:57 WIB
Sejumlah warga melakukan aksi borong bahan makanan pokok di salah satu pusat perbelanjaan di Distrik Chaoyang, Kota Beijing, China, Senin (25/4), setelah otoritas setempat memperingatkan pembatasan aktivitas masyarakat menyusul ditemukannya 41 kasus positif COVID-19 dalam dua hari terakhir. Aksi borong itu dipicu oleh kekhawatiran warga Beijing akan diterapkannya penguncian wilayah (lockdown) seperti yang sedang berlangsung di Kota Shanghai. ANTARA FOTO/M. Irfan Ilmie

jpnn.com, BEIJING - Aksi borong bahan-bahan kebutuhan pokok di Beijing tidak dapat dihindari meskipun otoritas di Ibu Kota China itu mengancam akan menindak pelaku penimbunan selama protokol kesehatan antipademi COVID-19.

Warga Beijing berbondong-bondong mendatangi pasar, toko swalayan, dan pusat perbelanjaan untuk melakukan aksi borong sebagai persiapan menghadapi situasi terburuk setelah ditemukan banyak kasus positif COVID-19 yang mengharuskan otoritas setempat membatasi pergerakan masyarakat.

BACA JUGA: Pemprov DKI Gunakan Rp 5,1 Triliun Borong Produk Lokal

"Saya sudah siapkan bahan makanan pokok, terutama telur, untuk beberapa hari ke depan," kata seorang warga negara Indonesia kepada ANTARA di Beijing, Selasa.

Ia dan beberapa WNI lainnya sampai rela dua hari berturut-turut ikut mengantre di pusat perbelanjaan di sekitar tempat tinggalnya.

BACA JUGA: Sisca Kohl Borong Bakso Sultan Ini Seharga Rp 30 Juta

"Mi instan, sayur-mayur, dan buah-buahan sudah mulai menghilang di pasaran," kata seorang WNI lainnya yang tinggal di Distrik Chaoyang dihubungi pada Senin (25/4).

Meskipun barang kebutuhan pokok mulai langka.

BACA JUGA: Update Harga Emas 4 April 2022, Masih Bisa Borong Bun

Sebagian warga ada juga yang memanfaatkan jasa pesan-antar makanan atau bahan kebutuhan pokok walaupun dengan harga agak mahal.

Sementara itu, beberapa kawasan permukiman di Distrik Chaoyang dan Distrik Shunyi ditutup total.

Mengularnya antrean tes PCR juga terlihat sejak Minggu (24/4) di beberapa kompleks permukiman.

Bagi warga yang malas mengantre, bisa mendatangi lapak-lapak tes PCR secara mandiri dengan biaya sendiri sebesar 25 yuan (Rp 55 ribu) atau turun dibandingkan sebelumnya yang 35 yuan (Rp 77 ribu).

Sejak Jumat (22/4) hingga Senin (25/4) di Kota Beijing terdapat 70 kasus positif COVID-19.

Otoritas kesehatan setempat melakukan tindakan cepat tanggap agar wabah gelombang terkini itu tidak meluas.

"Pelacakan virus pada klaster terakhir ini identik dengan infeksi yang terjadi di luar Beijing," kata Deputi Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular Kota Beijing, Pang Xinghuo, kepada pers.

Sepuluh kasus pertama ditemukan di salah satu sekolahan di Distrik Chaoyang pada Jumat (22/4).

Sejak saat itu, otoritas mengerahkan semua kekuatan untuk mencegah meluasnya wabah. (ant/dil/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler