LHOKSEUMAWE - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Lhokseumawe kembali dibelit masalah. Belum hilang dalam ingatan kaburnya narapidana akibat kerusuhan pada pertengahan Februari 2014, Jumat dini hari (11/4) insiden serupa terulang. Tiga napi kabur setelah berhasil memanjat tembok dengan menggunakan kain sarung.
Informasi yang diperoleh Rakyat Aceh (Jawa Pos Group) kemarin menyebutkan, tiga napi yang kabur itu Marzuki alias TU asal Bireuen, yang terlibat kasus narkoba dengan masa tahanan 6 tahun; Amri asal Lhokseumawe, terlibat kasus pelecehan seksual; dan Syahrizal alias Sipanyang asal Bungkah, Kecamatan Dewantara. "'Kami baru tahu setelah ada kabar bahwa tiga napi tidak ada dalam selnya," ujar sipir yang tidak ingin disebutkan namanya kemarin. Menurut dia, ada beberapa petugas sipir berjaga saat kejadian itu.
Hingga kini, beberapa napi yang kabur setelah kejadian pembakaran lapas beberapa waktu lalu belum tertangkap. "Perkiraan kami, tiga napi itu kabur sekitar pukul 05.00 WIB," ungkapnya lagi.
Sementara itu, keterangan dari Kepala Lapas Kelas IIA Lhokseumawe Lisabetha Hardiarto menyebutkan, para napi itu melarikan diri dengan memanjat tembok di sisi kanan lapas . "Mereka menggunakan kain sarung yang disambung sebagai tali," kata Lisabetha.
Menurut dia, lapas Lhokseumawe sering bobol karena banyak struktur bangunan rusak yang disebabkan kebakaran. Selain itu, dana pemeliharaan minim dan pengawasan dari petugas masih kurang. "Tidak ada permainan petugas yang sengaja membiarkan tiga napi itu kabur. Kasus ini juga sudah saya laporkan kepada pimpinan dan Polres Lhokseumawe. Petugas sedang mengejar napi itu," tegasnya. (set/mas/kim)
BACA JUGA: Anggota TNI Tewas Ditebas Warga
BACA ARTIKEL LAINNYA... Di Kamar Berdua, Polisi-Siswi SMK Digerebek Warga
Redaktur : Tim Redaksi