Pantang Underestimate

Selasa, 17 Januari 2012 – 13:38 WIB

SOLO - Flexi NBL Indonesia seri kedua memberikan pelajaran berharga bagi klub-klub unggulan. Mereka tak boleh lagi menunjukkan sikap underestimate ataupun cepat puas saat menghadapi seri ketiga di Palembang 28 Januari-5 Februari mendatang. Pasalnya, klub-klub yang musim lalu sering kalah dengan margin banyak ternyata mampu bangkit di seri kedua. Meskipun kalah, klub-klub medioker tersebut mampu memberikan perlawanan sengit.

Hal itu sudah dialami beberapa klub unggulan. Sebut saja Pelita Jaya (PJ) Esia Jakarta. Mereka terbukti kesulitan menghadapi Stadium Jakarta dan hanya menang dengan skor 68-62. Pun dengan Satria Muda (SM) Britama yang juga cuma menang 69-66 saat bersua Stadium.

"Anak-anak memang terlihat underestimate terhadap lawan karena di setiap uji coba mampu menang. Akibatnya mereka mengalami kesulitan sendiri saat menghadapi Stadium. Saya sudah katakan bahwa Stadium memiliki motivasi yang sedang bagus," terang Rastafari Horongbala, pelatih PJ.

SM juga mengalami hal yang sama. Setelah dibuat kesulitan oleh Stadium, Faisal Julius Achmad dkk harus menelan kekalahan pertama usai dibekuk CLS Knights Good Day Surabaya. Di atas kertas, SM sebenarnya diunggulkan. Namun, semangat tinggi para pemain CLS ternyata mampu mereduksi gap tersebut. Tapi guard senior CLS Andrie Ekayana memiliki pandangan lain tentang kekalahan SM. Kekalahan itu malah akan membuat SM kian mengerikan di seri ketiga nanti.

"Hal yang sangat menonjol dari SM adalah mental tak mau kalah mereka yang sangat besar. Kalau mereka kalah sekali, tentu mereka akan mencari pelampiasan. Itulah yang membuat mereka akan semakin berbahaya di seri ketiga nanti," terang pemain yang karib disapa Yayan tersebut.

CLS sendiri sebagai satu-satunya tim yang mampu melakukan sapu bersih di Solo tentu ingin mempertahankan performanya. Jika mampu menampilkan permainan seperti saat memukul SM, Agustinus Indrajaya dkk berpotensi terus meledak. Para pemain CLS memang terlihat super saat bersua SM. Kecepatan mereka terbukti mampu memporak-porandakan SM. Indikasinya, mereka mampu melakukan steal hingga 18 kali. Namun, turn over CLS juga hanya 17.

Nah, bicara tentang persaingan di papan atas tentu tak bisa dilepaskan dari Garuda Speedy Bandung dan Dell Aspac Jakarta. Keduanya juga bakal tancap gas di seri ketiga mendatang.
Di seri kedua lalu, Garuda hampir saja melakukan sapu bersih. Namun, performa buruk saat bersua Aspac akhirnya harus berbuah kekalahan dengan skor 51-60. Kebetulan, lawan pertama Garuda di Palembang adalah Aspac. Octoviano Permata Sura dkk tentu tak ingin mengulangi kesalahan saat menciptakan 27 turnover seperti seri kedua lalu. Garuda sendiri sebenarnya cukup meyakinkan di sisi defense saat seri kedua.

Mereka "cuma" kemasukan 45,6 poin per laga. Garuda juga masih memegang status sebagai tim dengan jumlah kebobolan paling sedikit, yakni 521 poin. Tapi, kekalahan saat bersua Aspac bisa menjadi bukti bahwa defense Garuda belum konsisten jika bersua sesama tim mapan.

"Kesalahan-kesalahan seperti itu memang harus sangat diminimalisir. Kalau bertemu tim tangguh seperti Aspac kok sampai 27 turn over ya sama saja menggali kuburan sendiri," ucap AF Rinaldo, asisten pelatih Garuda.

Persaingan ketat tak hanya terjadi di papan atas. Persaingan untuk memperebutkan tiket ke Championship Series oleh tim-tim papan bawah juga tak kalah ketat. Satya Wacana Angsapura Salatiga yang belum juga mampu memetik kemenangan tentu bakal mati-matian untuk mendapatkan poin absolut. Kini Satya Wacana terbenam di dasar klasemen.

Hanya, untuk mendapatkan tiket ke Championship Series juga tak akan semudah membalik telapak tangan. Mereka mesti bersaing keras dengan Bimasakti Nikko Steel Malang dan Pacific Caesar Surabaya yang berada di garis aman mendapatkan tiket itu. Bimasakti sudah mendapatkan lima kemenangan, sementara Pacific tiga kali mendapatkan poin absolut.

"Anak-anak seperti sudah merasa menjadi bintang. Mereka tidak menyadari bahwa posisi mereka sebenarnya bukanlah pemain bintang. Mental yang labil itu yang membuat mereka mendapatkan kesulitan sendiri," jelas Danny Kosasih, pelatih Satyawacana. (ru)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Capolista Rawan Kudeta


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler