Pantaskah Erdogan Menyandang Gelar Muslim Paling Berpengaruh di Dunia?

Kamis, 19 September 2019 – 06:56 WIB
Recep Tayyip Erdogan. Foto: AFP

jpnn.com, JAKARTA - Pakar hubungan Internasional dari Universitas Padjadjaran, Teuku Rezasyah menilai Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan layak menyandang gelar sebagai tokoh Muslim paling berpengaruh di dunia saat ini.

Hal itu disampaikannya menanggapi daftar 500 Tokoh Muslim Paling Berpengaruh di Dunia 2019 yang dirilis The Royal Islamic Strategic Studies Centre Yordania. Nama Erdogan bertengger di peringkat nomor satu dalam daftar tersebut.

BACA JUGA: Temui Putin, Erdogan Ancam Buka Front Baru di Suriah

“Memang harus kita akui Erdogan banyak bekerja untuk dunia, pertama sekali konsistensi dia sebagai anggota NATO yang tidak gampang menurut pada Amerika Serikat,” kata Rezasyah kepada Antara di Jakarta, Rabu (18/9).

Menurut dia, saat ini dunia kekurangan pemimpin Islam yang berani bersikap tegas dan konsisten. “Kalau saya perhatikan Erdogan adalah sosok kepala negara yang sangat konsisten, punya perhitungan jelas, dan jangkauannya bukan hanya Timur Tengah tapi juga dunia,” ujar dia.

BACA JUGA: Erdogan Dihukum Rakyat, Partai AK Kalah Telak di Pilkada Serentak

Dengan karakter yang demikian, tambah Teuku, Erdogan menjadi figur yang dikagumi oleh masyarakat Muslim sehingga dirinya mendapat dukungan dari bawah.

Hal serupa dinyatakan oleh diplomat senior yang pernah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia pada periode 2001 hingga 2009, Hassan Wirajuda.

BACA JUGA: Rezim Erdogan Kembali Tangkapi Rakyat Sendiri

“Presiden Erdogan memang politisi sukses yang memulai karier dari wali kota, perdana menteri, sampai presiden. Oleh karena itu, dalam ukuran waktu, dia panjang juga kekuasaannya,” ucap Hassan.

Walaupun setuju dengan pandangan Erdogan layak menjadi tokoh Muslim paling berpengaruh, Hassan juga mulai melihat kecenderungan diktator di Erdogan.

“Erdogan punya peningkatan tahap karier, tapi juga ada peningkatan ke arah otoriter. Karena itu mulai ada perlawanan termasuk di Kota Istanbul, itu tanda di dalam negeri sepertinya popularitas dia mulai menurun,” ujar Hassan. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler