jpnn.com - JAKARTA - Langkah politik Setya Novanto untuk maju sebagai calon ketua umum Golkar pada musyawarah nasional (munas) yang akan datang mengundang kritik dari pengamat. Menurut pengamat politik dan hukum tata negara dari Universitas Parahyangan (Unpar) Bandung, Asep Warlan Yusuf Novanto mestinya tahu diri karena akan tersandung aturan internal Golkar.
Asep mengatakan, Golkar menerapkan menerapkan syarat prestasi, dedikasi, loyalitas dan tidak tercela (PDLT) bagi calon ketua umum. Dalam pandangan Asep, bekas ketua DPR yang tumbang karena kasus Papa Minta Saham itu jelas tak memenuhi syarat PDLT.
BACA JUGA: Gara-Gara Frustasi, Ahok Sempat Ingin Hengkang ke Luar Negeri
Asep menegaskan, PDLT merupakan satu kesatuan utuh bagi calon ketua umum di partai yang selalu menjadi jawara di pemilu era Orde Baru itu. "Hemat saya dia (Novanto) kurang memenuhi syarat PDLT itu," ujar Asep saat dihubungi, Selasa (16/2).
Guru besar ilmu hukum itu menambahkan, titik lemah Novanto adalah pada syarat tidak tercela. Merujuk pada putusan Mahkamah Kehormatan DPR (MKD), ada dua kasus yang membuat Setnov -sapaan Novanto- memiliki cela.
BACA JUGA: Densus 88 Dapat Dana Rp 1,9 Triliun
Yang oertama adalah kasus kehadiran Novanto pada acara bakal calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump di New York. Yang kedua adalah kasus dugaan pencatutan nama presiden dan wakil presiden terkait saham PT Freeport Indonesia.
Dari kedua kasus itu, MKD telah menjatuhkan sanksi ke Novanto. “Tegas disampaikan Ketua MKD Pak Surahman Hidayat, bahwa mayoritas hakim di MKD menghukum dengan sanksi sedang. Dan itulah putusan MKD," papar Asep.
BACA JUGA: Teroris Mati Saja Berani, Mosok Mau Serang Polisi Pakai Sianida?
Bahkan bekas bendahara umum Golkar itu akhirnya memilih mundur dari posisi ketua DPR. Selain itu, kata Asep melanjutkan, Kejaksaan Agung kini juga sedang mengusut kasus Papa Minta Saham.
Hanya saja Asep mengakui bahwa Novanto memang punya pendukung. Namun, Asep kembali mengingatkan soal syarat PDLT bagi calon ketua umum Golkar.
“Sekarang saya ingatkan Novanto, bahwa di Golkar ada prinsip PDLT itu. Masing-masing poinnya berbeda tapi sagu kesatuan. Seorang pemimpin Golkar harus lengkap punya semua unsur itu," tegas dia.
Asep menambahkan, Golkar juga perlu berhitung dengan risiko jika Novanto terpilih sebagai ketua umum. Terlebih, katanya, Novanto tak punya prestasi istimewa.
“DPR di bawah dia produktivitasnya juga jeblok. Hemat saya, citra Golkar akan turun kalau dia ketua umum,” tutur Asep.
Ia menegaskan, jika Novanto terpilih jadi ketua umum maka Golkar justru akan terbebani. Padahal, sambung Asep, Golkar punya banyak tokoh yang jauh lebih bersih ketimbang Novanto.
“Setya Novanto punya banyak problem di citranya. Banyak orang Golkar yang jauh lebih bersih dari dia. Golkar itu banyak stok kader yang bagus kok," tegasnya.(JPG/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menteri Marwan Minta Pemda Susun Peta Desa
Redaktur : Tim Redaksi