Deputi Deputi Menko Perekonomian bidang Kerjasama Ekonomi dan Perdagangan Internasional, Rizal Afandi Lukman melalui email ke JPNN, Sabtu (22/9) mengungkapkan, Hatta mendapat undangan untuk memberikan pidato pada gala dinner perkumpulan masyarakat AS dan Indonesia (USINDO) di Fairmont Hotel, Washington, Kamis (20/9) waktu setempat atau Jumat (21/9) WIB. "Penyelenggara meminta Pak Hatta berpidato tentang kebijakan pada perekonomian Indonesia, reformasi ekonomi, dan ekspansi Indonesia ke ekonomi global yang signifikan," kata Rizal yang juga menyertai kunjungan Hatta.
Rizal menuturkan, di hadapan audienc yang harus membayar USD 125-175 itu Hatta menekankan bahwa kinerja ekonomi Indonesia telah terbukti cukup tangguh. Indikasinya dapat dilihat saat krisis ekonomi global berlangsung, ekonomi Indonesia terus tumbuh dengan tren di atas 6,0 persen dalam tiga tahun terakhir. “Kami memperkirakan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 6,5 persen pada tahun 2012 dan menjadi 6,8 persen pada tahun 2013,” ujar Rizal menirukan pidato Hatta.
Terkait MP3EI, kata Rizal, Hatta menegaskan bahwa konsep tersebut merupakan perencanaan pembangunan ekonomi Indonesia masa depan. Di hadapan audiens USINDO, lanjut Rizal, Hatta menegaskan bahwa MP3EI berbeda dengan konsep perencanaanperencanaan pembangunan ekonomi Indonesia pada masa lalu.
"Pak Hatta menekankan bahwa MP3EI berisi sejumlah terobosan aksi pengembangan aktivitas ekonomi yang konkrit. Dalam rentang waktu tahun 2011-2025 diperkirakan MP3EI akan menelan anggaran sebesar Rp 4.000 triliun," sebutnya.
Meski demikian dalam pidato di hadapan USINDO itu Hatta tak semata-mata bicara soal ekonomi. Menurut Rizal, masalah keadilan sosial pun juga disinggung dalam pidato Hatta yang pembangunan ekonomi Indonesia di bawah pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono. Empat strategi itu adalah pro growth, pro job, pro poor, dan pro enviroment.
Rizal menambahkan, empat hal itu dijadikan sebagai acuan dasar dalam melakukan pembangunan ekonomi karena pemerintah ingin memastikan kedilan sosial benar-benar dapat terlaksana. Karenanya, bangsa Indonesia memiliki kepercayaan kuat terhadap persoalan kedilan sosial.
"Keterbukaan ekonomi Indonesia bukanlah keterbukaan bebas tanpa batas. Dalam beberapa hal diperlukan peran pemerintah untuk memastikan agar setiap kegiatan pembangunan ekonomi memperhatikan kepentingan masyarakat luas, tidak hanya kepentingan investor,” ucap Rizal mengutip pidato Hatta.(jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Yakin MP3EI Dongkrak Ekonomi Hingga Dua Digit
Redaktur : Tim Redaksi