jpnn.com - JAKARTA - Tahapan pilkada serentak sudah dimulai, dengan pembentukan panitia adhoc guna menjaring petugas Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS) di tingkat desa/kelurahan.
Sementara, pendaftaran pasangan calon ke KPU Daerah baru akan dibuka akhir Juli 2015. Meski demikian, diduga para kandidat kuat saat ini sudah mulai gerilya untuk mencari penyokong dana.
BACA JUGA: Jokowi: Jangan Ada yang Ngomong, Presiden Ngomong doang
Pasalnya, menurut pengamat sosiologi politik Sabar Sitanggang, para pasangan calon yang maju di pilkada serentak Desember 2015 mendatang tetap saja membutuhkan modal besar, meski regulasi sudah mengatur agar terjadi efisiensi.
"Karena tetap saja pilkada merupakan ajang pertarungan pemilik uang. Semua calon butuh dana besar dan pasti mereka menggaet pemilik modal. Ini antara lain untuk politik uang," ujar Sabar Sitanggang kepada JPNN.
BACA JUGA: Rakernas Peradi di Pekanbaru Akui Kepemimpinan Otto Hasibuan
Karena pilkada selalu saja butuh dana besar, lanjut pria bergelar doktor dari Universitas Indonesia (UI) itu, mayoritas kepala daerah yang saat ini menjabat, punya latar belakang pengusaha. Kalau pun ada yang bukan pengusaha, mereka dipastikan punya penyandang dana saat pencalonan.
"Kalau ada yang berlatar belakang PNS, ya paling dia hanya wakil karena gaji PNS berapa sih kalau dibanding dana yang dikeluarkan untuk pilkada. Karena tak banyak uang, ya hanya wakil saja dapatnya," kata dia.
BACA JUGA: Keluarga Siapkan Doa Syukur, Mario Ambarita Malah Kabur
Dengan argumen itu juga, Sabar membantah anggapan yang menyebut aturan PNS harus mengundurkan diri saat menyalonkan bakal menjadikan pilkada 2015 sepi peminat.
"Ya karena selama ini toh tak banyak PNS yang nyalon kepala daerah, paling hanya wakil. Tetap saja yang banyak dari pengusaha atau incumbent karena mereka-mereka ini yang punya modal besar. PNS juga kurang pandai cari penyokong dana," bebernya. (sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Seruââ¬Â¦ Sempat Dikuntit dan Hilang, Ini Kronologis Penangkapan Jaringan Santoso
Redaktur : Tim Redaksi