jpnn.com, JAKARTA - Sejumlah korban penipuan investasi bodong alat kesehatan dengan kerugian mencapai Rp 180 miliar melaporkan pemilik perusahaan swasta bernama Amelita Monginsidi.
Laporan mereka teregister dengan nomor LP/6353/XII/SPKT/Polda Metro Jaya, 17 Desember 2021.
BACA JUGA: Dua Hari Disekap, Gadis 15 Tahun Diperkosa 14 Pemuda Secara Bergantian
Modusnya para korban diming-imingi keuntungan 18 persen dari tiap dana investasi yang diberikan.
Kuasa hukum korban, Putri Maya Rumanti mengatakan pihaknya melaporkan Amelita dengan dugaan tindak pidana pencucian uang perihal pengadaan alat kesehatan.
BACA JUGA: Bunga Berbadan Dua, Sang Ayah Terkejut Dengar Pengakuan Putrinya, Astaga, Ternyata
"Malam ini saya beserta tim ke Polda Metro Jaya untuk membuat laporan polisi tentang dugaan tindak pidana penipuan investasi yang berkedok alat kesehatan yang mungkin sekarang sudah cukup ramai," kata Putri di PMJ, Jumat (17/12) malam.
Dalam pelaporan itu, kata Putri, mereka turut serta membawa barang bukti berupa pesan, bukti transfer, pembuktian slot iklan di Instagram.
"Kemudian ada janji-janji mereka (terlapor, red) akan melakukan SPK yang diduga ada projek yang akan mereka lakukan dan butuh biaya," kata Putri.
Putri mengatakan sebenarnya kliennya baru mengikuti investasi itu.
Namun, berdasar informasi yang diperoleh Putri, investasi bodong berkedok alat kesehatan itu telah beroperasi sejak setahun lalu.
Putri mengatakan sejumlah kliennya hendak melakukan investasi karena dijanjikan oleh terlapor dengan memainkan proyek mobil alat pelindung diri (APD) dan masker.
Salah satu korban, Zelba Amal Tea Kezia mengaku mulanya terlapor mengimingi bahwa investasi itu merupakan milik pemerintah.
"Ini dari pemerintah, terjamin, profitnya 15 sampai 18 persen dalam tenggang waktu tiga minggu sampai 1,5 bulan," kata Zelba menirukan modus terlapor.
Zelba mengatakan investasi yang ditawarkan terlapor mulai dari Rp 400 ribu hingga Rp 95 juta.
BACA JUGA: Marbut Masjid Curiga Air di Kamar Mandi Jalan Terus, Lalu Diintip, Astaga, Ternyata
"Semuanya gede-gede, itu tadi dengan iming-iming makin banyak tanam makin besar profit yang diterima," kata Zelba. (cr3/jpnn)
Redaktur : Budi
Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama