jpnn.com, JAKARTA - Kebijakan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mempromosikan lapangan golf Indonesia ke luar negeri direspon positif Asosiasi Pemilik Lapangan Golf Indonesia (APLGI).
Ada angin segar yang mulai terasa. Dan APLGI, tak segan memberikan dua jempol atas upaya Kemenpar yang gencar berpromosi wisata golf hingga level global.
BACA JUGA: Ground Breaking Bandara Internasional Bali Utara 28-29 Agustus 2017
“Kami sangat gembira melihat upaya pemerintah untuk terus mempromosikan lapangan-lapangan golf di Indonesia. Kami berharap program yang dijalankan pemerintah ini semakin berkualitas sehingga jumlah wisatawan golf semakin bertambah dari tahun ke tahun,” kata Sekretaris Jenderal APLGI, Feliks Hariyanto di Jakarta, Selasa (20/6).
Demi meningkatkan daya saing, APLGI mendorong anggotanya yang terdiri dari 62 lapangan untuk segera disertifikasi. Sertifikasi menjadi penting demi meningkatkan kualitas produk pelayanan dan pengelolaan, pemerintah mewajibkan program sertifikasi kepada seluruh usaha pariwisata termasuk lapangan golf.
BACA JUGA: Wonderful Indonesia Jadi Tamu Kehormatan Festival Tourism International Prancis
Sejauh ini sudah ada 5 lapangan golf yang dinyatakan lulus sertifikasi. Masing-masing Cengkareng Golf Club (Banten), Royal Sumatra Golf (Sumatera Utara), Permata Sentul Golf (Jawa Barat), Lotus Lakes Golf Club (Jawa Barat) dan Golf Graha Famili (Jawa Timur).
Semangat Kemenpar untuk terus meningkatkan branding international Wonderful Indonesia di Wisata Golf juga didukung penuh oleh para
industri di Indonesia.
BACA JUGA: Menpar Arief Yahya Pantau Wonderful Indonesia Crossborder di Timor Tengah Utara
Merry Kwan dari Industri Golf asal Indonesia PT Visi Prima Golf mengatakan, pihaknya sudah mempersiapkan tiga jurus untuk bisa mengejar Thailand yang saat ini dinilai masih menjadi raja di industri wisata minat khusus, Golf di Asia Tenggara.
"Pertama adalah direct filght dan air connectivity kita harus terus digenjot, kedua kita harus segera menggelar Travel Mart khusus Golf dengan skala besar melibatkan buyers dari seluruh dunia dan yang ketiga adalah brand awareness untuk negara kita sendiri melalui International Golf Tournament dan yang terakhir adalah kita semua harus fokus memperhatikan dan meningkatkan kualitas industri di tanah air, saya yakin kita akan seperti Thailand," ujar Merry.
Merry senang bahwa Malaysia sudah terkejar oleh Indonesia dan saat ini saingan yang sama gencarnya dengan Indonesia adalah Vietnam, dan wanita yang menjabat sebagai Marketing Director itu juga percaya diri bahwa Indonesia punya potensi mengalahkan semua rivalnya karena memiliki lapangan golf yang mumpuni.
"Bahkan wisatawan dan para industri di Thailand juga terkagum-kagum lihat lapangan golf kita yang lengkap dengan service bagus," katanya.
Merry juga memaparkan, Indonesia memiliki standars pelayanan yang baik. Lapangan yang profesional, caddy yang mumpuni, dan dikelilingi alur bisnis berkelas. Karena dengan golf, wisatawan mancanegara datang akan berdampak juga terhadap bisnis property,
entertainment, destinasi bahkan kuliner.
"Spent moneynya wisata golf sangat tinggi. Satu trip bisa mengeluarkan minimal sekitar 3500 Dolar Amerika, ini kalau digenjot terus, akan menjadi devisa negara yang cukup tinggi," ujarnya.
Dengan menjamurnya lapangan golf di Indonesia, diharapkan jumlah pengunjung wisata golf di Tanah Air semakin membludak. Apalagi, keberadaan lapangan-lapangan golf di Indonesia ikut memberikan kontribusi untuk pembangunan negara, misalnya menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar dan tersedianya ruang terbuka hijau.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, ini yang dimaksud dengan Indonesia Incorporated. Kekuatan industri pariwisata ini bagian unsur
Pentahelix penting dalam membangun pariwisata Indonesia.
Unsur pentahelix pariwisata (akademisi, pelaku bisnis, komunitas, pemerintah, dan media) ini sebagai wujud kekuatan sinergisitas pariwisata nasional dalam mendukung percepatan pembangunan kepariwisataan untuk mencapai target 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan 275 juta pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) pada 2019 mendatang.
Mantan Dirut Telkom itu mengatakan, percepatan pembangunan destinasi
terutama untuk peningkatan infrastruktur dan aksesibilitas utamanya fasilitas bandara, pelabuhan, jalan, maupun energi serta menggencarkan promosi kepada calon investor.
"Termasuk terus menggenjot akses, amenitas dan atraksi yang ada pada wisata minat khusus golf. Kemenangan itu harus direncanakan, dan kita harus jadi pemenangnya," kata Menpar Arief Yahya. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengadaan Kereta Api ke Danau Toba Cuma Butuh Sebegini
Redaktur : Tim Redaksi