Para Pramugari Sky yang Ikut Penerbangan Sukhoi Superjet 100

Keluarga Masih Berharap Ada Keajaiban

Senin, 14 Mei 2012 – 00:01 WIB
HILANG: Anggrainy "Anggi" Soepredjo (dalam lingkaran merah), salah satu pramugari yang menjadi korban kecelakaan Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, Bogor, Foto : Twitter/ Sergey Dolya

Anggrainy Soepredjo dan Sussana Famella Rompas merupakan dua di antara beberapa pramugari Sky Aviation yang ikut dalam penerbangan Sukhoi Superjet 100. Pihak keluarga masih berharap keduanya selamat.

= = = = = = = = =
     
ANGGRAINY Soepredjo adalah warga Kelurahan Wenang Selatan, Kecamatan Wenang, Manado. Perempuan cantik berusia 26 tahun itu merupakan istri Andre Buchari, anak mantan Plt Wali Kota Manado Abdi Buchari.
   
Lisa Buchari, adik ipar Anggainy, mengaku sangat terpukul atas musibah tersebut. "Iya, Angie (panggilan akrab Anggrainy) itu istri kakak saya," ujarnya. Dia mengatakan, status terakhir Angie di BlackBerry Messenger (BBM) tertulis "With Shukoi 100".

Sesekali wawancara terhenti karena tangisan Lisa yang kian menjadi. Dari mana Lisa mendapat informasi bahwa Angie ikut dalam penerbangan Sukhoi? "Andre (suami Angie) menelepon tadi, bilang kalau Angie mengalami kecelakaan pesawat," tuturnya sambil terus menangis. "Saya terakhir bertemu dengan Angie beberapa bulan lalu. Saat itu, dia datang karena anaknya sakit," ucap Lisa terbata-bata.
     
Pertemuan yang singkat itu, menurut Lisa, cukup mengobati rindu karena lama tak bersua. Masih dengan nada sedih, Lisa bercerita bahwa Angie merupakan orang yang sangat baik. "Andre bilang, Angie sebenarnya tidak ikut dengan pesawat itu. Tapi, tidak tahu mengapa jadi naik juga,"  beber Lisa.

Lisa mengatakan sangat dekat dengan Angie. Siang sebelum kejadian, dirinya sempat memutar klip video dengan model Angie. "Sambil nonton, saya curhat ke suami kalau saya pernah bertengkar dengan Angie. Tapi, karena orangnya baik, dia memaafkan saya. Kita berdua pernah bercita-cita duet bareng dan kita bikin konser," tutur Lisa yang tidak bisa lagi menahan tangis.

Menurut Lisa, keluarganya belum percaya bahwa Angie menjadi korban tragedi Sukhoi. Karena itu, dia berharap ada keajaiban. "Kami keluarga masih belum percaya dan berharap Angie ditemukan dalam keadaan selamat,"  tambahnya.

Andre Buchari, suami Angie, ketika dihubungi Manado Post (JPNN Group) tidak bersedia menjelaskan lebih jauh soal musibah tersebut. "Sekarang saya sibuk di Halim," ungkapnya.

Terdengar jelas lewat tutur kata Andre nada khawatir. "Saya pertama kali diberi tahu soal kecelakaan ini oleh teman-teman Angie di bandara,"  ucapnya.

Angie belum setahun bekerja di Sky. "Baru beberapa bulan saja. Kami juga tidak menyangka kalau kejadiannya seperti ini," kata Rosmawati, mertua Angie, di Kantor Sky Aviation, Bandara Halim Perdanakusuma, Jumat (10/5) lalu.

Rosma mengatakan, keluarga tidak punya firasat apa-apa tentang Angie. "Ya kan anak kami itu sudah sering terbang.  Namanya juga pramugari. Jadi, tidak ada firasat apa-apa," ujarnya.
      
Menurut dia, saat ini Andre ikut tim SAR mencari Sukhoi. "Dari Andre-lah,  kami mencari perkembangan tentang keberadaan menantu saya itu. Mudah-mudahan, ada kabar baiklah," tutur Rosma yang tidak henti-hentinya saling BBM dan telepon dengan anaknya, Andre.

Angie ikut dalam penerbangan bersama para karyawan lain Sky Aviation, yakni Maria Marcella, Henny Stevani, Mai Syara, Dewi Mutiara, Sussana Famella, Nur Ilmawati, Rossy Withan, dan Aditya.

Angie adalah putri pasangan Sudjono Soepredjo dan Evrina Mokoginta. Dari perkawinannya dengan Andre, Angie memiliki seorang anak bernama Autly Sahwan Buchari yang masih balita. Perempuan bertubuh tinggi semampai ini pernah sekolah di SMPN 2 Manado dan melanjutkan ke SMA Negeri 3 Manado.

Setelah lulus pada 2004, dia langsung bekerja sebagai pramugari Lion Air selama dua tahun, kemudian pindah ke Ekspres Air, dan 2011 pindah ke Sky Air. Selain di Manado, Angie memiliki rumah di kawasan Pantai Indah Kapuk, Jakarta.

Terry Rompas tidak pernah menyangka, pembicaraan dengan anaknya yang menjadi pramugari Sky Aviation, Susana Famella Rompas, Rabu (9/5) pukul 14.00 WIB merupakan kontak terakhir. Sebab, setelah itu, dia dan istri tidak bisa lagi berbicara dengan putri bungsunya tersebut.

"Susan (Susana Famella Rompas) itu kalau mau terbang atau pergi ke mana pasti telepon. Begitu juga kalau sudah sampai di lokasi tujuan, pasti kasih tahu. Cuma kemarin itu, Susan hanya telepon jam 2 siang, setelah itu tidak lagi. Kami telepon-telepon lagi, tapi tidak nyambung," katanya.

Terry mengaku kaget ketika melihat tayangan TV tentang jatuhnya pesawat Sukhoi. Langsung saja, pria paro baya tersebut terbang dari Banggai, Sulteng, ke Jakarta guna mengecek keberadaan finalis Putri Indonesia 2008 tersebut.

"Kepada mamanya, Susan hanya bilang, sudah dulu teleponnya karena sudah di dalam pesawat. Saya kaget sekali karena Susan masih sekitar dua minggu di Sky, kok sudah terbang," ujarnya.

Menurut Terry, Susan sudah setahun menggeluti dunia penerbangan. Sebelumnya dia bekerja di perusahaan penerbangan Arab Saudi yang melayani jamaah haji. Baru enam bulan kontrak, Susan diminta ayahnya tidak melanjutkan.

"Sebenarnya, keinginan Susan gabung dengan Sky belum saya restui juga. Cuma, anaknya kan senengnya terbang ke mana-mana. Sebagai orang tua, kami iyakan saja," terangnya.

Anak bungsu di antara empat bersaudara itu akan merayakan ultah ke-27 pada 16 Mei. Bahkan, dia sudah memesan tiket ke Filipina untuk merayakan HUT di sana. Terry pun sudah mengagendakan tur ke Tiongkok bersama istri dan Susan. Namun, nasib berkata lain, rencana tersebut kini tinggal rencana.

"Saya sudah menyusun rencana terlalu banyak buat Susan. Saya berharap agar dia tidak apa-apa. Apalagi, saya tidak punya firasat apa-apa," tandasnya.

Stela Rompas, kakak kandung Susan, yakin bahwa adik bungsunya itu masih hidup. "Saya percaya Tuhan masih sayang sama Susan. Dia (Susan, Red) begitu baik dan tidak mungkin Tuhan Yesus begitu cepat memanggil dia," ungkapnya kepada Luwuk Post (JPNN Group) tadi malam.
 
Dengan wajah berkaca-kaca, Stela yang kala itu didampingi suaminya, Ferry Lionardi, bersama dua putrinya menyatakan tidak percaya dengan informasi tersebut. Namun, ketika pihak maskapai memberitahukan bahwa adiknya ikut dalam penerbangan pesawat Sukhoi, spontan semuanya bersedih seraya tidak percaya bahwa perempuan terbaik asal Bunta, Banggai, yang telah mengharumkan nama daerah di tingkat nasional tersebut menjadi korban tragedi Sukhoi. (esy/qey/jpnn/c10/nw)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nadia Sutanto, Penggagas Penyembuhan Trauma dengan Media Wayang


Redaktur : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler