BEKASI SELATAN - Uji kompetensi ratusan pejabat Pemkot Bekasi dari eselon III dan II mengungkap hobi para pejabat yang ternyata dalam membuat konsep, senang copy paste alias menjiplak.
Hal itu diungkapkan salah satu penguji, Yonatan Wiyoso kemarin. ’’Ada yang cukup mengecewakan, dari proposal yang mereka ajukan bukan murni buatan mereka sendiri melainkan copy paste,” kritik Jonathan yang juga staf Badan Diklat Provinsi Jawa Barat.
Dijelaskan Jonathan, dalam uji kompetensi tersebut, ada beberapa indikator yang dipergunakan, di antaranya yang bersangkutan harus memiliki pola berpikir sistem, visioner, cerdas dan sebagainya.
’’Kami juga menggunakan sistem penilaian dengan pola karir, formasi, kompetensi, penilaian kinerja, disiplin pegawai dan diklat pekerja,” tambahnya.
Sementara itu penguji lainnya Plt Sadu Wasistiono mengapresiasi uji kompetensi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bekasi dalam rangka reformasi birokrasi.
Hasil uji kompetensi, sambung Plt Rektor IPDN itu, diharapkan dapat menjadi sebuah acuan untuk mendapatkan tipe seorang pemimpin yang mampu menjalankan kebijakan, keputusan, dan kebijakan sesuai aturan.
’’Ini langkah mewujudkan reformasi birokrasi di Kota Bekasi,” tutur staf tenaga ahli di Kemendagri.
Dalam kesempatan tersebut, Jonathan menambahkan hasil resume di beberapa bidang, di antaranya bidang teknis 54 orang, keilmuan 57 orang, kreasi 54 orang, sosial 166 orang, administrasi 212 orang dan ekonomi 33 orang.
Sementara itu, Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, menanggapi hasil uji kompetensi tersebut dengan cukup kaget.
Bahkan dia menjanjikan akan melakukan evaluasi dalam waktu dekat ini sehingga penempatan pejabat di Kota Bekasi sesuai dengan kapasitas dan kapabilitasnya.
’’Ada habbit yang terpotong dan hasilnya sangat memprihatinkan, karena tidak ada kesadaran yang dimiliki oleh setiap pejabat publik di Kota Bekasi,” ungkap Wali Kota Bekasi. (gr)
Hal itu diungkapkan salah satu penguji, Yonatan Wiyoso kemarin. ’’Ada yang cukup mengecewakan, dari proposal yang mereka ajukan bukan murni buatan mereka sendiri melainkan copy paste,” kritik Jonathan yang juga staf Badan Diklat Provinsi Jawa Barat.
Dijelaskan Jonathan, dalam uji kompetensi tersebut, ada beberapa indikator yang dipergunakan, di antaranya yang bersangkutan harus memiliki pola berpikir sistem, visioner, cerdas dan sebagainya.
’’Kami juga menggunakan sistem penilaian dengan pola karir, formasi, kompetensi, penilaian kinerja, disiplin pegawai dan diklat pekerja,” tambahnya.
Sementara itu penguji lainnya Plt Sadu Wasistiono mengapresiasi uji kompetensi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bekasi dalam rangka reformasi birokrasi.
Hasil uji kompetensi, sambung Plt Rektor IPDN itu, diharapkan dapat menjadi sebuah acuan untuk mendapatkan tipe seorang pemimpin yang mampu menjalankan kebijakan, keputusan, dan kebijakan sesuai aturan.
’’Ini langkah mewujudkan reformasi birokrasi di Kota Bekasi,” tutur staf tenaga ahli di Kemendagri.
Dalam kesempatan tersebut, Jonathan menambahkan hasil resume di beberapa bidang, di antaranya bidang teknis 54 orang, keilmuan 57 orang, kreasi 54 orang, sosial 166 orang, administrasi 212 orang dan ekonomi 33 orang.
Sementara itu, Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, menanggapi hasil uji kompetensi tersebut dengan cukup kaget.
Bahkan dia menjanjikan akan melakukan evaluasi dalam waktu dekat ini sehingga penempatan pejabat di Kota Bekasi sesuai dengan kapasitas dan kapabilitasnya.
’’Ada habbit yang terpotong dan hasilnya sangat memprihatinkan, karena tidak ada kesadaran yang dimiliki oleh setiap pejabat publik di Kota Bekasi,” ungkap Wali Kota Bekasi. (gr)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Evaluasi Camat dan Lurah Per Triwulan
Redaktur : Tim Redaksi