jpnn.com - MOROTAI – AP alias Ali, oknum PNS di Kantor Kecamatan Morotai Selatan (Morsel), Kabupaten Morotai, Malut, nekat menggelapkan uang beras miskin (raskin) milik ratusan warga tak mampu yang ada di kecamatan itu.
Yang bikin geram lagi, uang yang harusnya disetor ke Pihak Bulog Tobelo itu justru dihabiskannya untuk berfoya-foya di sejumlah tempat hiburan malam di Tobelo.
BACA JUGA: Playboy Kakap, Doyan Mahasiswi Sampai Punya 12 Istri
Apalagi, jumlah uang raskin yang dikumpulkan warga itu pun tidak sedikit. Total mencapai Rp 105 juta.
Akibat ulahnya itu, ratusan keluarga miskin (Gakin) di Morsel yang selama ini mengandalkan raskin untuk kebutuhan pangan , terancam kelaparan.
BACA JUGA: Beban Puncak Jatim Capai 5.211 Mw
Camat Morsel Fahmi Usman berang. BDia sendiri yang melaporkan salah satu pegawainya itu ke Mapolsek Morsel.
Atas laporan yang disampaikan Sabtu akhir pekan lalu, Polisi pun langsung menangkap Ali.
BACA JUGA: TKI Hilang Setelah Badai Megi di Taiwan
Dia diringkus di rumah mertuanya di Kelurahan Jati, Kecamatan Ternate Selatan, kemarin (11/10).
"Yang bersangkutan saat ditangkap langsung kami bawa ke Morotai dan dilakukan pernahanan," terang Kapolsek Morsel, Kompol Samsul Alam.
Camat Morsel Fahmi Usman mengungkapkan ratusan juta uang raskin itu diketahuinya telah habis dipakai Ali untuk kepentingan pribadi.
Dari pengakuan Ali, uang ratusan juta itu dipakai antara lain untuk sewa mobil Morotai Tobelo selama 14 hari, dan untuk berfoya-foya di tempat hiburan malam di Tobelo.
“Ada pemilik mobil yang datang melapor ke saya kalau mobilnya disewa dan Ali tak kunjung lagi balik ketempat tugas,” ucapnya.
Fahmi mengisahkan, awalnya menyuruh Ali untuk menagih uang raskin bersama dua stafnya.
“Tetapi Ali hubungi ke saya mengaku biarlah dia sendiri yang menagih dan menyetor langsung ke Bulog Tobelo,” katanya
Tanpa curiga, Fahmi pun menyetujuinya. Namun sebulan setelah Ali ke Tobelo, raskin yang dinanti-nantikan pun tak kunjung toba. Begitupun juga Ali, dia pun tak lagi muncul.
Dia pun sempat menghubungi Ali mempertanyakan urusan raskin. Namun, Ali selalu berkelit dan mencari-cari alasan.
Waktu dihubungi pertamakali, dia beralasan raskin belum dapat dibeli karena uang yang dititipkan ke salah satu keluarganya di Tobelo sementara menjenguk anaknya yang tengah sakit.
Namun ketika dihubungi kedua kalinya, nomornya pun sudah tak aktif lagi. "Setelah saya cek padahal Ali sudah berada di Ternate, "kesalnya.
Fahmi yang merasa bertanggung jawab atas raskin itu pun terus menelusuri nomor kontak Ali lainnya lewat teman dekatnya.
Namun, begitu dihubungi Ali lagi-lagi mengaku raskin sudah dibeli tapi kali ini dia beralasan tak bisa dikirim karena masalah transportasi.
"Ali bilang ke saya beras belum bisa dikirim karena Feri tidak mengizinkan angkut beras, setelah saya cek pihak Syahbandar ternyata beras itu lebih efektif jika diangkut dengan Feri," tuturnya.
Dari situlah Fahmi merasa telah ditipu stafnya sindiri. Tanpa tunggu lama, dia lantas melaporkan Ali itu Polsek Morsel pada Sabtu (18/10) akhir pekan lalu.
"Setelah saya melapor Ali langsung diringkus di rumah mertuanya. Tadi (kemarin) dia sudah dibawa ke Morotai dan langsung ditahan," cetusnya.
Fahmi pun mengaku tengah dibuat pusing dengan ulah stafnya itu. Sebab, dia harus memutar otak untuk mendapatkan uang raskin sebesar Rp 105 juta.
Satu-satunya cara, pihaknya akan menggadaikan SK CPNS milik Ali ke Bank.
"Jika kurang nanti ditambah karena saat ini warga sangat membutuhkan beras itu," pungkasnya. (iki/pur/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Makin Panas! Ormas Islam Surabaya Polisikan Ahok
Redaktur : Tim Redaksi