jpnn.com - Seorang warga Bali bernama Gus Marhaen begitu kagum terhadap Bung Karno.
Demi menghormati Proklamator Kemerdekaan Indonesia itu, Gus Marhaen membuat patung Bung Karno setinggi 11 meter dan Museum Agung Pancasila.
BACA JUGA: Ketika Museum Madame Tussauds Bangkok jadi Rumah Baru Bung Karno
Gus Marhaen adalah ketua Yayasan Perpustakaan Bung Karno. Sebelumnya pria paruh baya itu telah mendirikan Museum Agung Bung Karno.
Menurut Gus Marhaen, dirinya selain sebagai penggagas juga menjadi donatur tunggal. Masa pandemi COVID-19 pun tak menghalanginya mewujudkan patung Bung Karno yang berbahan dasar kayu.
BACA JUGA: Resmikan Museum Soekarno, Megawati Disuguhi Foto yang Bikin Merinding
“Saya penggagas. Melibatkan beberapa tukang. Saya berusaha semaksimal mungkin agar mereka tetap bekerja di masa Covid-19. Patung kayu digarap undagi dari Angantaka (Kabupaten Badung, red). Sumber dana dari Gus Marhaen seorang,” ucapnya seperti diberitakan Radar Bali.
Gus Marhaen mengaku telah menghabiskan dana Rp 450 juta untuk pengadaan material dalam rangka pembuatan patung Bung Karno. Biaya itu belum termasuk ongkos tukang.
BACA JUGA: Bu Mega Pernah Mengepel Museum Nasional, Begini Ceritanya
Adapun biaya untuk Museum Agung Pancasila lebih besar lagi karena mencapai Rp 6 miliar. Angka itu belum termasuk isi museum yang sebagian besar lukisan.
Ada 150 lukisan yang sebagian besar berukuran 1,5 x 1 meter. Harga setiap lukisan sekitar Rp 15 juta, namun belum termasuk bingkainya.
“Semata-mata untuk menegaskan bahwa Bung Karno dicintai oleh masyarakat dunia, khususnya Indonesia,” ucapnya. “Kepemimpinan Bung Karno tidak ada tandingannya sampai detik ini.”
Menurut Gus Marhaen, dirinya sudah tak memikirkan uang lagi. Keinginannya adalah membuat sesuatu yang bisa dikenang banyak orang.
“Sudah selesai hidup ini. Saya hanya berharap menuju kematian ini saya meninggalkan nama. Ini yang harus dicatat!” tegasnya.
Oleh karena itu, Gus Marhaen mempersembahkan patung Bung Karno beserta museumnya sebagai bentuk penghargaan yang tak terkira bagi Presiden Pertama RI tersebut. Bali, katanya, mendunia juga karena Bung Karno.
“Ini persembahan saya untuk dunia, apalagi Bali ini menjadi pusat pariwisata. Siapa yang tidak kenal Bung Karno di dunia? Jangan bangga Bali terhadap pariwisatanya. Tanpa Bung Karno pariwisata Bali ini tidak ada apa-apanya,” tegasnya.
Gus Marhaen menambahkan, Bung Karno memiliki andil besar dalam kehadiran maestro seni lukis Adrien-Jean Le Mayeur dan Antonio Blanco ke Bali. Bung Karno juga mendirikan Istana Tampak Siring.
“Setiap pemimpin negara di dunia seperti Norodom Sihanouk, Gandhi, Nehru semua memuji Bung Karno,” tuturnya.
Pamor Bali pun tak kalah dibandingkan Jakarta yang menjadi ibu kota RI. Bung Karno selalu mempromosikan Bali sehingga kini masyarakat Pulau Dewata ikut menikmati manfaatnya.
“Bali ini selalu dinomorsatukan oleh Bung Karno, selalu dipromosikan, selalu digaungkan. Berbanggalah Bali, Soekarno mengatakan seperti itu,” sambung Gus Marhaen.
Menurutnya, dalam tubuh Bung Karno memang mengalir darah Bali. Ibunya adalah Ida Ayu Nyoman Rai.
Bung Karno, kata Gus Marhaen, saat berpidato tentang Pancasila pada 22 September 1955 di Denpasar secara lantang mengaku sebagai orang Bali. Dalam pidato itu pula Bung Karno mengaku bernama Ida Bagus Made Karna.
“Nama saya adalah Ida Bagus Made Karna. Ucapan yang tidak main-main. Beliau yang bicara,” tegas Gus Marhaen.(rb/ken/mus/JPR))
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Antoni