jpnn.com, JAKARTA - Sejumlah partai politik (parpol) diminta untuk bertanggung jawab atas skandal impor komoditas hortikultura yang diduga melibatkan unsur kementerian.
Parpol diharapkan melakukan evaluasi dan menarik menterinya dari Kabinet Indonesia Maju agar tidak membebani pemerintahan Jokowi.
Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Indonesia Lisman Manurung mengatakan, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar harus mengevaluasi menteri pertanian dan menteri perdagangan sebagai keterwakilan masing-masing parpol. Ketidaktegasan terhadap dua menteri itu diyakini menenggelamkan citra kedua parpol itu pada Pemilu 2024 nanti.
“Pimpinan partai harus menindak. Mereka yang diuntungkan di masa lalu, di masa depan masih merasa perlu atau tidak,” kata Lisman saat dihubungi, Minggu (8/11).
BACA JUGA: Mentan SYL Lepas Ekspor Perdana Pakan Ternak ke 7 Negara di Asia dan Eropa
Lisman menguraikan, PKB yang merekomendasikan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto dan NasDem yang merekomendasikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo harus bertanggungjawab terhadap kinerja masing-masing kadernya.
Kisruh Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) dan Surat Perintah Impor (SPI) hortikultura harus segera diselesaikan.
BACA JUGA: Jokowi Ajak Pemuda Tekuni Pertanian, Mentan Dorong Modernisasi
“Kalau partai politik tidak membenahi atau bertindak, siap-siap partai pun bisa habis. Pada 2019, apa tidak ada partai yang langsung diterjunkan ke laut?” kata dia.
Lebih lanjut kata Lisman, parpol harus memperhatikan tata kelola demokrasi. Sebab, akuntabilitas dan transparansi menjadi ukuran bagi kinerja parpol.
“Itu jadi ukuran bagi kinerja partai politik, rakyat tentu sudah mengerti. Akuntabilitas walau rakyat tidak bisa menyebut definisinya, tetapi rakyat sudah mengerti,” jelas dia.
Sementara itu, Ketua DPP Partai NasDem Irma Suryani Chaniago mengungkapkan, persoalan RIPH dan SIP hortikultura bukan kewenangan dari Kementan, melainkan tanggung jawab Kemendag.
"Nah saat ini Kemendag bukan NasDem, kalau izin ekspor-impor bukan Kementan," ujar dia.
Mengenai desakan mengkritisi kinerja Mentan Syahrul Yasin Limpo soal RIPH, Irma menyatakan hal itu salah alamat dan salah besar karena seharusnya ditujukan kepada Kemendag. (tan/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga