Parpol Diminta Fokus Pikirkan Nasib Pelaku UMKM

Selasa, 15 Maret 2022 – 23:35 WIB
Komunitas pelaku UMKM Kecamatan Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) bereaksi terhadap wacana penundaan Pemilu 2024. Foto: Komunitas Pelaku UMKM Tangsel

jpnn.com, TANGSEL - Wacana penundaan Pemilu yang dihembuskan sejumlah elite politik turut memantik reaksi kalangan masyarakat bawah.

Salah satunya adalah Komunitas pelaku UMKM Kecamatan Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

BACA JUGA: Penundaan Pemilu 2024: Big Data Luhut Binsar Vs PDI Perjuangan

Ketua Komunitas UMKM Tangsel Wikram Pranata meminta parpol untuk fokus memikirkan nasib para pelaku UMKM.

Dia menyatakannya Pemilu membuat para elite abai terhadap nasib rakyat yang sedang berjuang di tengah krisis akibat pandemi.

BACA JUGA: Soal Isu Penundaan Pemilu 2024, Masinton Bawa-Bawa Nama Harmoko

“Kalau bisa jangan mikir Pemilu dululah. Pikirkan nasib kami ini, buat makan saja susah,” kata Ketua Komunitas UMKM Tangsel Wikram Pranata, Selasa (15/3).

Menurut dia, Pemilu yang biasa dilaksanakan lima tahun sekali acapkali menguras energi segenap bangsa untuk berkampanye.

BACA JUGA: Gandeng PT Sarinah, LPEI Beri Bimbingan Bagi UMKM Terpilih

Terlebih, dia mendengar pada tahun 2024 juga akan dilaksanakan Pilkada serentak di seluruh daerah.

"Tak masalah Pemilu, tetapi pulihkan dulu ekonomi. Sekarang lihat sendiri kan minyak goreng langka, harga-harga naik, banyak yang nganggur," ujarnya.

Dia mengatakan jauh hari sebelum pelaksanaan Pemilu biasanya elite partai politik mulai sosialisasi kepada masyarakat. Mereka tak segan memasang gambar foto calon presiden hingga ke pemukiman warga.

“Sekarang sudah banyak di jalan-jalan. Kok tega ya, tampang foto besar-besar saat rakyat susah, ini kayak nontonin penderitaan kami,” ungkap Wikram.

Dia menilai keberadaan gambar tersebut tidak peka terhadap kondisi yang diderita masyarakat.

Padahal, kata dia, seharusnya elite politik bersatu padu mencari solusi agar ekonomi segera pulih.

Hal senada disampaikan Yusanti. Dia pesimistis pelaksanaan Pemilu di tengah kondisi pandemi bisa mengubah keadaan dengan cepat.

Selain pemulihan ekonomi butuh waktu, dampak Pemilu seringkali membuat masyarakat terbelah.

“Sudah dua tahun babak belur, enggak tahu ini sampai kapan. Kami butuh ketenangan, jangan lagi dibawa urusan dukung mendukung,” tegas Yusanti

Pemilik usaha Catering ini menceritakan sejak pandemi omsetnya terus menurun.

Pendapatannya bahkan tak mampu menutupi belanja modal dan biaya operasional sehari-hari.

“Teman saya sudah banyak yang gulung tikar. Saya jalani saja selama masih ada sisa waktu kontrakan,” ungkapnya.

Yusanti berharap pemerintah dan segenap elite politik tidak mengedepankan ego dengan memaksakan Pemilu sebelum ekonomi masyarakat benar-benar pulih.

“Istilahnya lagi susah diajak pemilu, tidak nyambung,” pungkas Yusanti.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler