Parpol Islam Hampir Tak Ada Lagi

Selasa, 05 Februari 2013 – 05:06 WIB
JAKARTA  - Masih adakah partai politik yang berbasis agama? Koordinator Presidium Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Mahfud MD mengatakan keberadaan parpol berbasis agama sebenarnya hampir tidak lagi ada.  Partai yang benar-benar pun tidak ada, karena parpol yang tidak Islam pun sebenarnya memperjuangkan Islam.

“Sekarang, kalau ada yang menyebut ada parpol Islam,  yang disebut partai tidak Islam pun sama-sama koruptornya ada,” kata Mahfud kepada wartawan di Penang Bistro di Jakarta Pusat, Senin (4/2).

Terkait  dengan KAHMI,  Mahfud mengatakan  KAHMI lebih ingin  meng-Indonesia-kan Islam, bukan meng-Islam-kan Indonesia. Meng-Islam-kan Indonesia bermakna Islam masuk ke Indonesia berdasarkan fakta-fakta pluralisme yang ada. “Lebih dari itu, Islam juga harus memberi jiwa bersih dari  korupsi, menjunjung kebersamaan dan kerukunan,” katanya.

Di tempat berbeda, pengamat politik LSI Burhanudin Muhtadi menilai saat ini partai-partai Islam dinilai gagal dalam memanfaatkan isu ekonomi dan korupsi. Dua isu itu terus mendapatkan sorotan publik. Namun, saat ini, partai-partai Islam cenderung lebih menjadi pengikut daripada "leader" dalam mengembangkan sebuah isu tertentu.

“Ada fakta menarik terkait partai Islam. Politik aliran, lanjutnya,  kini sudah kurang relevan dengan masyarakat. Meski sudah semakin Islami,  masyarakat  Indonesia tetap tidak memilih partai Islam. Ini jangan-jangan persoalannya bukan Islam dan non-Islam. Jangan-jangan masalahnya partai Islam gagal menyambut isu penting masyarakat seperti ekonomi dan korupsi,” ujar Burhan.

Burhan menilai partai-partai Islam hanya terkesan sebagai simbol dalam mengangkat kedua isu itu. “Partai Islam sebagai follower (pengikut-red), tidak jadi trendsetter atau leader (pemimpin) dalam perpolitikan nasional. Ini jelas menjadi masalah yang sebetulnya harus segera diselesaikan oleh partai Islam,” ucapnya.

Sebelumnya, Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) memperkirakan, sebelum dugaan penerimaan suap menghantam, perolehan suara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) diperkirakan merosot pada Pemilu 2014. PKS terpuruk ke posisi delapan dalam survei dengan 2,7 persen suara.

Dukungan suara responden untuk PKS bahkan di bawah dukungan untuk Partai Persatuan Pembangunan yang mendulang 4,1 persen. Namun, suara PKS masih melampaui Partai Amanat Nasional (PAN) yang mendulang 1,5 persen suara dan Partai Hanura yang mendapatkan 1,4 persen suara. (dms)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Demokrat Merosot, Jero Wacik Sewot

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler