Parpol Pemain Isu SARA Bakal Kehilangan Suara

Sabtu, 27 Januari 2018 – 18:12 WIB
Yudi Latif dilantik menjadi kepala Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila atau UKP-PIP oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Rabu (7/6). Foto: Fathra N Islam/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) Yudi Latif mengatakan, Indonesia merupakan bangsa yang bisa belajar cepat. Menurut dia, Indonesia memahami bahwa masalah bangsa, isu soal ketertinggalan, ketidakadilan, tidak bisa diselesaikan hanya dengan jalan melawan politisasi atas perbedaan-perbedaan identitas.

Cendekiawan muda itu menegaskan, di tengah banyaknya tantangan yang dihadapi saat ini, mestinya memfokuskan energi untuk hal-hal produktif. "Jangan energi nasional kita dihabisi untuk hal-hal saling memusuhi, saling melakukan persekusi, saling mengucilkan satu sama lain," kata Yudi di sela acara Pertemuan Kebangsaan Nation and Character Building Institute (NCBI) bertajuk Mengawal Demokrasi: Menolak Politik SARA, Merawat Kebinekaan di Matraman, Jakarta Timur, Sabtu (27/1). 

BACA JUGA: Cagub Benny K Harman Gelar Ritual Adat “Wuat Wai”

Dia meyakini politisi juga sudah belajar bahwa kontestasi politik tidak bisa lagi mengangkat isu-isu suku, agama, ras dan antargolongan (SARA). Sebab, dalam jangka panjang bisa saja partai-partai politik yang hanya mengandalkan kebencian atau isu-isu SARA kehilangan popularitas dan dukungan publik. 

BACA JUGA: Karena Pancasila, Indonesia jadi Miniatur Dunia

Kepala UKP-PIP Yudi Latif di acara Pertemuan Kebangsaan Nation and Character Building Institute (NCBI) di Jakarta, Sabtu (27/1). Foto: M Kusdharmadi/JPNN

Menurut Yudi, saat ini partai-partai politik dalam mengusung kepala daerah berusaha melenturkan ketegangan-ketegangan identitas. Salah satunya dengan bersedia melakukan koalisi sehingga blok-blok politik menjadi lebih cair. 

BACA JUGA: Ikut Pilkada Lagi, Ki Enthus Minta Panwaslu Bertindak Adil

"Itu memberi efek domino kepada rakyat bahwa ternyata sementara ini kita dihadap-hadapkan, elite politiknya bisa berbaur terhadap pihak-pihak yang dianggap sebagai lawan," katanya. 

Menurut Yudi, ini memberikan pembelajaran positif. Karena itu, dia meyakini semua pihak pada Pilkada Serentak 2018 belajar dari berbagai kehebohan dan kepedihan yang berlangsung dalam Pilkada DKI Jakarta lalu.

"Pada akhirnya itu memberi banyak pelajaran dan saya yakin tidak akan terulang dalam tempat-tempat lain," pungkasnya. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gerindra Keberatan Banget Ada Penjabat Gubernur dari Polri


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler