jpnn.com, MEULABOH - Partai Aceh sudah tancap gas menyongsong pemilihan gubernur yang bakal digelar pada 2022 mendatang.
Melalui rapat pimpinan yang digelar di Hotel Meuliagoe Meulaboh, Minggu (1/11), partai lokal terbesar di Bumi Serambi Mekah itu resmi mengusung Muzakir Manaf sebagai calon gubernur.
BACA JUGA: Ricuh, Massa Mantan Kombatan GAM Gagalkan Muswil Partai Aceh
“Jadi sudah diputuskan bahwa bakal calon Gubernur Aceh dari Partai Aceh di Pilkada mendatang Mualem (sebutan khas untuk Muzakir Manaf),” kata Juru Bicara Dewan Pimpinan Aceh (DPA) Partai Aceh Muhammad Saleh kepada wartawan di Meulaboh.
Menurutnya, penetapan Muzakir Manaf merupakan sebuah keputusan final dan dipastikan tidak akan berubah.
BACA JUGA: Prabowo Menang, Kursi Partai Lokal Aceh Kok Berkurang?
Sementara untuk bakal calon wakil yang akan mendampingi Muzakir Manaf, sampai saat ini belum ditentukan.
“Kalau untuk calon wakil gubernur, forum menyarankan dari internal partai,” kata Muhammad Saleh menambahkan.
BACA JUGA: Sukur Cek Kesiapan Mesin Partai Tetap Bekerja di Aceh dan Sumbar Jelang Pilkada
Partai Aceh juga memastikan tidak akan mengusung kandidat dari luar partai untuk bertarung di ajang pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
“Ini paket utuh, bisa jadi wakilnya siapa saja, tapi tetap dari internal Partai Aceh,” katanya menegaskan.
Muhammad Saleh juga menegaskan keputusan Partai Aceh untuk mengusung kandidat sendiri tersebut belajar dari pengalaman politik beberapa tahun sebelumnya.
Ia menjelaskan, pada pilkada 2007 lalu pasangan yang didukung internal Partai Aceh (eks GAM), Irwandi Yusuf-Muhammad Nazar, berhasil menjadi gubernur dan wakil gubernur Aceh periode 2007-2012.
Kemudian pada Pilkada 2012 lalu Partai Aceh kembali berhasil mengusung kandidat dr Zaini Abdullah-Muzakir Manaf.
Sementara ketika Pilkada 2017 lalu, kata Muhammad Saleh, Partai Aceh yang mengusung kandidat wakil dari luar partai bersama Muzakir Manaf justru mengalami kekalahan.
“Kami belajar dari paket Irwandi-Nazar, Abu Doto (Zaini Abdullah)-Muzakir Manaf bisa menang, ketika koalisi Partai Aceh justru kalah. Ini yang menjadi pembelajaran,” kata Muhammad Saleh menegaskan. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil