jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin memprediksi Partai Islam Damai Aman (Idaman) dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) bakal sulit untuk lolos verifikasi di Komisi Pemilihan Umum (KPU). Pasalnya, kedua partai itu belum memiliki infrastruktur partai yang mapan.
"Walaupun merupakan partai baru yang cukup agresif berkampanye melalui medsos ataupun melalui panggung konser, peluang kedua partai tersebut untuk lolos verifikasi akan berat," ujar Ujang kepada JawaPos.com, Senin (14/8).
BACA JUGA: Sosialisasikan Pilgub 2018, KPU Gandeng Perguruan Tinggi
Direktur eksekutif Indonesia Political Review (IPR) itu menjelaskan, partai harus memiliki infrastruktur yang lengkap hingga ke daerah. Khusus PSI yang membidik anak-anak muda, kata Ujang, belum tentu kalangan remaja di daerah mau terlibat dalam kepengurusan partai pimpinan Grace Natalie itu.
Ujang menegaskan, sudah banyak anak muda yang sudah terafiliasi dengan partai-partai yang mapan. "Untuk merebut ceruk suara anak muda, PSI harus kreatif dan inovatif dalam menggalang kalangan muda," imbuhnya.
BACA JUGA: Mendagri Yakini KPU Tak Terganggu Meski Presiden Belum Teken UU Pemilu
Karena itu, dia menyarankan PSI ataupun Partai Idaman untuk belajar terlebih dahulu mengenai politik yang penuh dengan intrik. Pasalnya, Ketua Umum PSI Grace Natalie dan Ketua Umum Rhoma Isama tak punya latar belakang politik.
"Tentu sangat berbeda jauh dengan background keduanya. Keduanya mesti belajar politik yang penuh tipu daya," pungkas Ujang.(dna/JPC)
BACA JUGA: Ogah Disetir Pemodal, Partai Idaman Berharap Sumbangan Masyarakat
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemilu 2019 Bakal Gunakan Kotak Suara Transparan
Redaktur : Tim Redaksi