Partai Ideologis Turun Derajat Jadi Ormas, Suara Rakyat Hanya Alat untuk Gaet Pemodal

Minggu, 20 November 2022 – 21:02 WIB
Pengamat politik, Hendri Satrio (dua dari kanan) menilai hal ini bisa berbahaya untuk demokrasi jika dilakukan oleh partai politik dalam diskusi Ngobrol dari Sebrang Istana yang bertajuk " Partai Politik Bisa Dibeli? Gosip atau Fakta" di Juanda, Jakarta Pusat, Minggu (20/11) Foto: Kenny Kurnia Putra/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat Politik Hendri Satrio mengkritik partai politk yang menggadaikan ideologi dan hanya memburu suara rakyat agar dilirik bandar.

Dia menilai partai politik yang melakukan hal itu tidak akan memiliki peran yang besar bagi bangsa, negara dan demokrasi.

BACA JUGA: Sekjen PDIP Sebut Biru PAN Lebih Cerah, Sindir Partai Lain?

"Kalau sudah begitu, maka dia membuka peluang untuk ada kekuatan-kekuatan di luar partai politik yang berusaha masuk ke partai itu," kata Hendri dalam diskusi Ngobrol dari Sebrang Istana yang bertajuk," Partai Politik Bisa Dibeli? Gosip atau Fakta" di Juanda, Jakarta Pusat, Minggu (20/11)

Dia mencontohkan fenomena masuknya pengusaha-pengusaha ke dalam partai politik dan langsung mendapatkan jabatan strategis di internal partai.

BACA JUGA: Partai Garuda Setuju Aturan Konser Diperketat, Ini Sebabnya

"Bayangkan kalau ada kelompok besar yang powerful sekali memiliki kekuatan ekonomi luar biasa. Kemudian, dia bargain dengan partai politik, dia akan membiayai partai politik tadi," ujar pendiri lembaga survei KedaiKopi itu.

Pria yang akrab disapa Hensat itu juga menyebutkan pihak dengan kekuatan besar yang masuk ke partai politik berpotensi meminta agar orang kepercayaannya mengisi jabatan strategis seperti anggota dewan, bahkan presiden dan wakil presiden.

BACA JUGA: LaNyalla Bicara soal Tugas Mulia Partai Islam, Jenggot, dan Koalisi Parpol

"Ini adalah hal yang paling membahayakan karena menurunkan derajatnya sebagai partai politik yang memiliki ideologi berubah menjadi organisasi massa peserta pemilu," lanjutnya.

Hensat juga menyebutkan partai politik seperti itu hanya mementingkan posisinya di parlemen dan kabinet pemerintahan tanpa mengedepankan ideologinya untuk rakyat.

"Nah, seperti itu menurut saya bukan saja membahayakan demokrasi Indonesia, tetapi juga untuk keberadaan Indonesia," pungkas Hendri Satrio. (mcr8/jpnn)


Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Kenny Kurnia Putra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler