jpnn.com - KENDATI banjir telah melanda Jakarta sejak lama, kini Pemprov DKI Jakarta akan memasang closed circuit television (CCTV) di seluruh rumah pompa dan pintu air. Sehingga sistem peringatan dini (early warning system) bisa dilaksanakan secara maksimal. CCTV tersebut berfungsi memonitor ketinggian muka air di tiap pintu air. Sehingga ketinggian permukaan air bisa diketahui bila sudah memasuki status siaga I atau II. Demikian ditegaskan Wakil Gubernur Basuki Tjahja Purnama (Ahok).
Dengan cara monitor langsung, informasi bisa diteruskan kepada masyarakat. Sehingga segera mewaspadai kemungkinan terjadi banjir di permukiman penduduk. “Selain memperbaiki pompa-pompa air, kita akan pasang CCTV di pintu air dan rumah pompa. Agak telat memang, tapi CCTV ini berguna untuk memonitor ketinggian air,” ujar Ahok, Senin (7/10).
BACA JUGA: Siswa Tawuran Dikeluarkan Dari Sekolah
Menurut dia, CCTV masih dalam proses pemasangan di setiap pintu-pintu air dan rumah pompa. Diharapkan CCTV dapat dipasang di pintu air yang ada di Jakarta Utara. “Saya tidak tahu titik-titik pemasangannya dimana saja. Kalau di Jakarta Utara, pasti kita amankan Waduk Pluit lah, dan pompa Ancol,” tutur Ahok.
Sementara Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) DKI Jakarta Manggas Rudi Siahaan mengakui perihal pemasangan CCTV tersebut di tiap pintu air dan rumah pompa. Selain untuk memonitor kondisi pompa, juga mekanisme petugas pompa di lapangan. “Iya, kita lagi proses. Pengerjaanya sudah mulai sekitar dua pekan yang lalu. Mudah-mudahan akhir Desember ini akan selesai pemasangannya. Kira-kira kita akan pasang CCTV di sekitar 130 rumah pompa,” bebernya.
BACA JUGA: Tompel Salah Sasaran Siram Air Keras di Bus
CCTV nanti akan terhubung ke ruangan kerja gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta. Sedangkan anggarannya di alokasikan ke masing-masing kantor suku dinas (sudin) PU wilayah. Diperkirakan satu rumah pompa dianggarkan sebesar Rp 8-10 juta. Satu rumah pompa minimal dipasang 4 – 8 unit CCTV.
Anggaran tersebut masuk dalam pos pemerliharaan sarana dan prasarana di setiap sudin. Dengan kata lain, DPU DKI hanya berfungsi sebagai supervisi. “Nanti bisa diakses ke ruangan gubernur dan wakil gubernur. Misalnya, Waduk Pluit tinggi permukaan airnya, maka kita tahu pompa mana yang harus dihidupkan. Yang paling banyak CCTV, ya di Utara dan Barat,” tambah Rudi.
BACA JUGA: Lion Air Lupa Angkut Tas Penumpang
Seperti diketahui, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim hujan akan terjadi pada bulan Oktober. Puncaknya curah hujan tinggi diperkirakan terjadi pada bulan Desember 2013 hingga Januari 2014. Di Jakarta, wilayah Jakarta Selatan lebih dahulu mengalami musim hujan. Hal tersebut dipengaruhi dengan mekanisme dari moon soon. Lalu bergerak ke wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Utara. Di awal musim, hujan lebih sering terjadi pada malam hari. Namun, pada musim hujan kali ini, tidak ada potensi cuaca ekstrim, seperti badai elnino dan elnina. (rul)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 22 Kafe di Kemang Nyambi Prostitusi
Redaktur : Tim Redaksi