BACA JUGA: Proyek Ulang Pengadaan Kapal Digugat
Sehingga operasional lokasi masih membutuhkan penilaian atas kelebihan dan kekurangannya.Beberapa ruangan khusus bagi pedagang juga menjadi perhatian serius
BACA JUGA: Polisi Buru Pelaku Begal Cabut Kunci di Gandaria City
Di lokasi bangunan baru, sejumlah pedagang mengeluh perihal terjadi banjir ketika turun hujanTidak hanya itu, polusi udara dari mesin potong mengganggu pernfasan pedagang maupun konsumen karena tidak adanya alat penyedot debu
BACA JUGA: Merdeka! Sekitar 800 Ribu Pengguna Naik KRL Gratis saat HUT
Menanggapi itu, Jangga menegaskan, kekurangan itu akan terlihat bila bangunan pasar sudah digunakan selama satu hingga dua bulan ke depan“Seperti ruang potong dan gosok batu, akan dilihat secara teknis apakah harus dipasang blower atau tambah sirkulasi udara yang memadaiAkan kita lihat,” tandasnyaSegala kekurangan fasilitas bangunan setelah pasar itu dibangun dan ditempati, masih menjadi tanggung jawab pengembang selama tiga bulanTermasuk dengan kelengkapan fasilitas
“Soal AC tidak berfungsi, tiu kebetulan ada kerusakanPokoknya sebelum pasar diresmikan gubernur, rencananya tanggal 5 Mei 2010, kekurangan yang dirasakan pedagang harus sudah diselesaikan developerTermasuk yang banjir di ruang potong,” tambah Jangga.
Ia juga menuturkan, biaya pengelolaan pasar (BPP) Rawa Bening diberlakukan sesuai dengan peraturan gubernur (pergub)Setiap pedagang dikenakan tarif antara Rp 2.000 – Rp 3.000 per meter per hari“Tergantung jenis jualannya,” tuturnyaTarif tersebut dialokasi untuk biaya perawatan pasar seperti kebersihan dan lain-lain(rul/jpnn)
Redaktur : Tim Redaksi